وَإِذْ صَرَفْنَا إِلَيْكَ نَفَرًا مِنَ الْجِنِّ يَسْتَمِعُوْنَ الْقُرْآنَ فَلَمَّا حَضَرُوْهُ قَالُوا أَنْصِتُوا فَلَمَّا قُضِيَ وَلَّوْا إِلَى قَوْمِهِمْ مُنْذِرِيْنَ. قَالُوا يَا قَوْمَنَا إِنَّا سَمِعْنَا كِتَابًا أُنْزِلَ مِنْ بَعْدِ مُوْسَى مُصَدِّقًا لِمَا بَيْنَ يَدَيْهِ يَهْدِي إِلَى الْحَقِّ وَإِلَى طَرِيْقٍ مُسْتَقِيْمٍ. يَا قَوْمَنَا أَجِيْبُوا دَاعِيَ اللهِ وَآمِنُوا بِهِ يَغْفِرْ لَكُمْ مِنْ ذُنُوْبِكُمْ وَيُجِرْكُمْ مِنْ عَذَابٍ أَلِيْمٍ. وَمَنْ لاَ يُجِبْ دَاعِيَ اللهِ فَلَيْسَ بِمُعْجِزٍ فِي اْلأَرْضِ وَلَيْسَ لَهُ مِنْ دُوْنِهِ أَولِيَاءُ أُولَئِكَ فِي ضَلاَلٍ مُبِيْنٍ

“Dan ketika Kami hadapkan serombongan jin kepadamu yg mendengarkan Al-Qur`an mk tatkala mereka menghadiri pembacaan lalu mereka berkata: ‘Diamlah kamu ’. Ketika pembacaan telah selesai mereka kembali kepada kaum memberi peringatan. Mereka berkata: ‘Hai kaum kami sesungguh kami telah mendengarkan kitab yg telah diturunkan sesudah Musa yg membenarkan kitab-kitab yg sebelum lagi memimpin kepada kebenaran dan kepada jalan yg lurus. Hai kaum kami sambutlah penyeru kepada Allah dan berimanlah kepada-Nya niscaya Allah akan mengampuni dosa-dosa kamu dan melepaskan kamu dari adzab yg pedih. Dan orang yg tdk menerima orang yg menyeru kepada Allah mk dia tdk akan melepaskan diri dari adzab Allah di muka bumi dan tdk ada bagi pelindung selain Allah. Mereka itu dlm kesesatan yg nyata’.”


Penjelasan Beberapa Mufradat Ayat

صَرَفْنَا

Kami hadapkan makna Kami mengarahkan dan mengutus kepadamu.

كِتَابًا أُنْزِلَ مِنْ بَعْدِ مُوْسَى

Kitab yg telah diturunkan sesudah Musa. Yang dimaksud kitab di sini adl Al-Qur`an yg sebelum mereka beriman dgn apa yg diturunkan kepada Musa ‘alaihissalam.
Atha` rahimahullahu berkata: Mereka sebelum beragama Yahudi kemudian masuk Islam. Oleh karena disebutkan “diturunkan setelah Musa.”
Ibnu Abbas radhiallahu ‘anhuma berkata: Jin tersebut tdk mendengar tentang diutus Nabi Isa ‘alaihissalam oleh karena disebutkan “diturunkan setelah Musa.”

مُصَدِّقًا لِمَا بَيْنَ يَدَيْهَِ

Membenarkan kitab yg sebelum yaitu Taurat.

أَجِيْبُوا دَاعِيَ اللهِ

Sambutlah penyeru kepada Allah. Yang dimaksud penyeru di sini adl Muhammad bin Abdullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagai Rasul terakhir yg diutus kepada seluruh manusia dan jin. Di mana seluruh Nabi dan Rasul sebelum tdk diutus kepada jin dan manusia secara keseluruhan sebagaimana akan dijelaskan nanti.

Sebab Turun Ayat
Diriwayatkan Al-Hakim dlm Mustadrak- dgn sanad dari Zir bin Hubaisy dari Abdullah bin Mas’ud radhiallahu ‘anhu ia berkata: Mereka turun ke tempat Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dlm keadaan beliau sedang membaca Al-Qur`an di sebelah pohon kurma. Tatkala mereka mendengar merekapun diam dan berkata: “Diamlah kalian.” Mereka berjumlah sembilan salah seorang dari mereka bernama Zuba’ah. mk Allah Subhanahu wa Ta’ala menurunkan firman-Nya ini.”
Al-Hakim berkata: Sanad shahih. Dan disetujui oleh Adz-Dzahabi. Diriwayatkan pula oleh Al-Imam Al-Baihaqi melalui jalur Al-Hakim dgn sanad ini dlm Dala`il An-Nubuwwah .

Penjelasan Ayat
Al-Allamah Abdurrahman As-Sa’di rahimahullahu berkata: “Allah Subhanahu wa Ta’ala telah mengutus Rasul-Nya Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada seluruh makhluk manusia dan jin. mk merupakan keharusan bagi utk menyampaikan seluruh tugas dakwah sebagai Nabi dan Rasul. Kepada manusia memungkinkan bagi Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam mendakwahi dan memberi peringatan kepada mereka. Adapun jin mk Allah Subhanahu wa Ta’ala mengarahkan mereka kepada beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam dgn kekuasaan-Nya dan mengutus kepada beliau “sekelompok jin utk mendengarkan Al-Qur`an. Ketika mereka telah hadir mereka berkata: “Diamlah kalian.” Makna yaitu: Mereka saling mengingatkan utk diam.
“Ketika telah selesai” dan mereka telah menghafal serta memberi pengaruh pada mereka “merekapun kembali kepada kaum utk memberi peringatan” berupa nasehat utk mereka dan menegakkan hujjah Allah atas mereka. Allah memilih mereka utk membantu Rasul-Nya Shallallahu ‘alaihi wa sallam dlm menyebarkan dakwah utk kalangan para jin. Mereka berkata: “Wahai kaum kami sesungguh kami telah mendengarkan sebuah kitab yg diturunkan setelah Musa.” Sebab kitab Musa merupakan asal dari kitab Injil sebagai sandaran bagi Bani Israil dlm hukum-hukum syariat. Sedangkan Injil hanyalah penyempurna dan mengubah sebagian hukum . “Membenarkan kitab-kitab sebelumnya” yg mana kitab yg kami dengar ini “memberi petunjuk kepada kebenaran” dlm tiap berita dan pencarian serta “membimbing ke arah jalan yg lurus” menuju Allah yg sampai kepada surga-Nya dgn mempelajari ilmu tentang Allah hukum-hukum agama-Nya dan hari pembalasan.
Ketika mereka telah memuji Al-Qur`an dan menjelaskan kedudukan mereka pun mengajak kaum utk mengimani. Mereka berkata: “Wahai kaum kami penuhilah panggilan penyeru kepada Allah” yg tdk mengajak kecuali kepada Rabbnya. Dia tdk menyeru kalian kepada tujuan tertentu tdk pula kepada hawa nafsu. Namun dia mengajak kepada Rabb kalian agar Allah memberimu pahala dan menghilangkan tiap kejahatan dan apa-apa yg tdk disukai dari dirimu. Oleh karena mereka mengatakan: “Allah mengampuni dosa kalian dan melindungi kalian dari adzab yg pedih.” Sehingga jika Allah melindungi kalian dari adzab yg pedih mk tdk ada lain setelah itu kecuali keni’matan. Dan inilah balasan bagi yg menyambut penyeru kepada jalan Allah.
“Barangsiapa yg tdk memenuhi panggilan penyeru kepada jalan Allah tidaklah menjadikan Allah tdk mampu di muka bumi.” Karena sesungguh Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. Orang yg lari dari-Nya tdk akan dapat menghindar dan Dia tdk pula bisa dikalahkan oleh sesuatupun.
“Dan mereka tdk mempunyai penolong selain-Nya. Mereka itulah yg berada dlm kesesatan yg nyata.” Kesesatan siapa lagi yg lbh besar daripada orang yg telah diseru para rasul dan telah sampai kepada peringatan dgn berbagai tanda kekuasaan-Nya serta hujjah yg mutawatir namun kemudian dia berpaling dan membangkang?”

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam Diutus utk Seluruh Jin dan Manusia
Tidak ada perselisihan di kalangan kaum muslimin satu kelompok pun bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala mengutus Rasul-Nya Shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada seluruh jin dan manusia. Sebagaimana telah diriwayatkan dlm Al-Bukhari dan Muslim dari hadits Jabir bin Abdullah radhiallahu ‘anhuma bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

أُعْطِيْتُ خَمْسًا لَمْ يُعْطَهُنَّ أَحَدٌ مِنَ اْلأَنْبِيَاءِ قَبْلِي: نُصِرْتُ بِالرُّعْبِ مَسِيْرَةَ شَهْرٍ، وَجُعِلَتْ لِيَ اْلأَرْضُ مَسْجِدًا وَطَهُوْرًا فَأَيُّمَا رَجُلٍ مِنْ أُمَّتِي أَدْرَكَتْهُ الصَّلاَةُ فَلْيُصَلِّ، وَأُحِلَّتْ لِيَ الْغَنَائِمُ وَلَمْ تُحَلَّ لأَحَدٍ قَبْلِي، وَأُعْطِيْتُ الشَّفَاعَةَ، وَكَانَ النَّبِيُّ يُبْعَثُ إِلَى قَوْمِهِ خَاصَّةً وَبُعِثْتُ إِلَى النَّاسِ عَامَّةً

“Aku telah diberikan lima hal yg tdk diberikan kepada seorangpun dari kalangan para nabi sebelumku: Aku diberi pertolongan dgn ditanamkan rasa takut sejarak satu bulan perjalanan. Dan telah dijadikan bagiku seluruh bumi sebagai masjid dan alat bersuci. mk siapa saja di kalangan umatku yg mendapati waktu shalat hendaklah dia shalat. Dan dihalalkan bagiku harta rampasan perang dan tdk dihalalkan kepada seorangpun sebelumku. Dan aku diberi syafaat dan adl nabi sebelumku diutus kepada kaum secara khusus sedangkan aku diutus kepada seluruh an-naas.”
Ibnu ‘Aqil berkata: “Jin termasuk ke dlm penamaan an-naas secara bahasa.”
Ar-Raghib berkata: “An-Naas adl jenis makhluk hidup yg berfikir dan berperasaan dan jin termasuk yg berfikir dan berperasaan.”
Al-Jauhari berkata: “An-Naas termasuk dari kalangan jin dan juga manusia.”
Hal ini dikuatkan dgn riwayat yg berasal dari Bukhari dan Muslim dari hadits Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

بُعِثْتُ إِلَى اْلأَحْمَرِ وَاْلأَسْوَدِ

“Aku diutus kepada yg merah dan yg hitam.”
Mujahid bin Jabr menafsirkan hadits ini dgn makna jin dan manusia.
Dalam riwayat Muslim dgn lafadz:

بُعِثْتُ إِلَى الْخَلْقِ كَافَّةً

“Aku diutus kepada seluruh makhluk.”
Ibnu Abdil Barr rahimahullahu berkata: Mereka tdk berbeda pendapat bahwa Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam diutus kepada jin dan manusia sebagai pembawa berita gembira dan pemberi peringatan. Ini termasuk keistimewaan beliau dibandingkan para nabi yakni dgn diutus beliau kepada seluruh jin dan manusia. Sedangkan yg lain tdk diutus kecuali hanya kepada kaum demikian pula terhadap para nabi yg lainnya. Hal ini juga disebutkan Imamul Haramain dlm kitab Al-Irsyad saat membantah firqah Al-Isawiyyah: “Dan sungguh kami mengetahui secara pasti bahwa beliau diutus kepada dua tsaqalain .”
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullahu berkata: “Allah Subhanahu wa Ta’ala mengutus Muhammad kepada seluruh tsaqalain: jin dan manusia dan mewajibkan kepada mereka beriman kepada dan kepada apa yg dibawa serta mentaatinya. Juga agar mereka menghalalkan apa yg dihalalkan Allah dan Rasul-Nya Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengharamkan apa yg diharamkan Allah dan Rasul-Nya Shallallahu ‘alaihi wa sallam mewajibkan apa yg diwajibkan Allah dan Rasul-Nya Shallallahu ‘alaihi wa sallam mencintai apa-apa yg dicintai Allah dan Rasul-Nya Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan membenci apa-apa yg dibenci Allah dan Rasul-Nya Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Dan siapa saja dari kalangan jin dan manusia yg telah ditegakkan hujjah atas berupa risalah yg dibawa Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam namun dia tdk beriman kepada mk dia berhak mendapatkan hukuman dari Allah Subhanahu wa Ta’ala sebagaimana hukuman yg diberikan kepada orang2 kafir yg yg para rasul diutus ke tengah-tengah mereka. Ini merupakan prinsip yg telah disepakati para shahabat tabi’in para imam kaum muslimin dan seluruh kelompok muslimin baik Ahlus Sunnah wal Jamaah maupun yg lainnya.”
Dan pada ayat yg ke-32 yg menyatakan “Dan orang yg tdk menerima penyeru kepada Allah mk dia tdk bisa melepaskan diri dari azab Allah di muka bumi dan tdk ada bagi pelindung selain Allah. Mereka itu dlm kesesatan yg nyata” sangat jelas menunjukkan bahwa kalangan jin yg tdk beriman dgn apa yg dibawa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam mk dia kafir.

Adakah Rasul dari Kalangan Jin?
Jumhur ulama baik dari kalangan Salaf maupun Khalaf menyatakan bahwa tdk satupun rasul yg diutus yg berasal dari kalangan jin dan rasul hanya berasal dari kalangan manusia. Pendapat ini dinukil dari Ibnu ‘Abbas Ibnu Juraij Mujahid Al-Kalbi Abu ‘Ubaid dan Al-Wahidi. Dan ayat ini merupakan salah satu dalil yg menunjukkan bahwa dari kalangan jin tdk terdapat rasul namun yg ada hanyalah para pemberi peringatan. Ibnu ‘Abbas berkata: “Para rasul dari anak cucu Adam dan dari kalangan jin adl nudzur .”
Demikian pula firman Allah:

إِنَّا أَوْحَيْنَا إِلَيْكَ كَمَا أَوْحَيْنَا إِلَى نُوْحٍ وَالنَّبِيِّيْن مِنْ بَعْدِهِ وَأَوْحَيْنَا إِلَى إِبْرَاهِيْمَ وَإِسْمَاعِيْلَ وَإِسْحَاقَ وَيَعْقُوْبَ وَاْلأَسْبَاطِ وَعِيْسَى وَأَيُّوْبَ وَيُوْنُسَ وَهَارُوْنَ وَسُلَيْمَانَ وَآتَيْنَا دَاوُدَ زَبُوْرًا. وَرُسُلاً قَدْ قَصَصْنَاهُمْ عَلَيْكَ مِنْ قَبْلُ وَرُسُلاً لَمْ نَقْصُصْهُمْ عَلَيْكَ وَكَلَّمَ اللهُ مُوْسَى تَكْلِيْمًا. رُسُلاً مُبَشِّرِيْنَ وَمُنْذِرِيْنَ لِئَلاَّ يَكُوْنَ لِلنَّاسِ عَلَى اللهِ حُجَّةٌ بَعْدَ الرُّسُلِ وَكَانَ اللهُ عَزِيْزًا حَكِيْمًا

“Sesungguh Kami telah memberikan wahyu kepadamu sebagaimana Kami telah memberikan wahyu kepada Nuh dan nabi-nabi yg sesudah dan Kami telah memberikan wahyu kepada Ibrahim Isma’il Ishaq Ya’qub dan anak cucu ‘Isa Ayyub Yunus Harun dan Sulaiman. Dan Kami berikan Zabur kepada Daud. Dan rasul-rasul yg sungguh telah Kami kisahkan tentang mereka kepadamu dahulu dan rasul-rasul yg tdk Kami kisahkan tentang mereka kepadamu. Dan Allah telah berbicara kepada Musa dgn langsung. selaku rasul-rasul pembawa berita gembira dan pemberi peringatan agar tdk ada alasan bagi manusia membantah Allah sesudah diutus rasul-rasul itu. Dan adl Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.”
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman tentang Ibrahim ‘alaihissalam:

وَوَهَبْنَا لَهُ إِسْحَاقَ وَيَعْقُوْبَ وَجَعَلْنَا فِي ذُرِّيَّتِهِ النُّبُوَّةَ وَالْكِتَابَ وَآتَيْنَاهُ أَجْرَهُ فِي الدُّنْيَا وَإِنَّهُ فِي اْلآخِرَةِ لَمِنَ الصَّالِحِيْنَ

“Dan Kami anugrahkan kepada Ibrahim Ishak dan Ya’qub dan Kami jadikan kenabian dan Al Kitab pada keturunan dan Kami berikan kepada balasan di dunia; dan sesungguh dia di akhirat benar-benar termasuk orang2 yg shalih.”
Dalam ayat ini Allah membatasi kenabian dan pemberian kitab setelah Ibrahim pada keturunannya. Dan tdk seorangpun manusia yg mengatakan bahwa kenabian dari kalangan jin pernah terjadi sebelum diutus Ibrahim lalu terputus setelah beliau diutus. Demikian pula firman-Nya:

وَمَا أَرْسَلْنَا قَبْلَكَ مِنَ الْمُرْسَلِيْنَ إِلاَّ إِنَّهُمْ لَيَأْكُلُوْنَ الطَّعَامَ وَيَمْشُوْنَ فِي اْلأَسْوَاقِ وَجَعَلْنَا بَعْضَكُمْ لِبَعْضٍ فِتْنَةً أَتَصْبِرُوْنَ وَكَانَ رَبُّكَ بَصِيْرًا

“Dan Kami tdk mengutus rasul-rasul sebelummu melainkan mereka sungguh memakan makanan dan berjalan di pasar-pasar. Dan Kami jadikan sebahagian kamu cobaan bagi sebahagian yg lain. Maukah kamu bersabar? Dan adl Rabbmu Maha Melihat.”
Dan firman-Nya:

وَمَا أَرْسَلْنَا مِنْ قَبْلِكَ إِلاَّ رِجَالاً نُوْحِي إِلَيْهِمْ مِنْ أَهْلِ الْقُرَى أَفَلَمْ يَسِيْرُوا فِي اْلأَرْضِ فَيَنْظُرُوا كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِهِمْ وَلَدَارُ اْلآخِرَةِ خَيْرٌ لِلَّذِيْنَ اتَّقَوْا أَفَلاَ تَعْقِلُوْنَ

“Kami tdk mengutus sebelum kamu melainkan orang laki2 yg Kami berikan wahyu kepada di antara penduduk negeri. mk tidakkah mereka bepergian di muka bumi lalu melihat bagaimana kesudahan orang2 sebelum mereka dan sesungguh kampung akhirat adl lbh baik bagi orang2 yg bertakwa. mk tidakkah kamu memikirkannya?”
Semua dalil ini menguatkan pendapat jumhur yg menyatakan bahwa rasul seluruh dari kalangan manusia dan tdk satupun dari kalangan jin.
Ada sebagian ulama yg berpendapat bahwa dari kalangan jin terdapat rasul tersendiri sebagaimana manusia. Di antara adl Adh-Dhahhak bin Muzahim dan dia berdalil dgn firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:

يَا مَعْشَرَ الْجِنِّ وَاْلإِنْسِ أَلَمْ يَأْتِكُمْ رُسُلٌ مِنْكُمْ يَقُصُّوْنَ عَلَيْكُمْ آيَاتِي وَيُنْذِرُوْنَكُمْ لِقَاءَ يَوْمِكُمْ هَذَا قَالُوا شَهِدْنَا عَلَى أَنْفُسِنَا وَغَرَّتْهُمُ الْحَيَاةُ الدُّنْيَا وَشَهِدُوا عَلَى أَنْفُسِهِمْ أَنَّهُمْ كَانُوا كَافِرِيْنَ

“Hai golongan jin dan manusia apakah belum datang kepadamu rasul-rasul dari golongan kamu sendiri yg menyampaikan kepadamu ayat-ayat-Ku dan memberi peringatan kepadamu akan pertemuanmu dgn hari ini? Mereka berkata: ‘Kami menjadi saksi atas diri kami sendiri’. Kehidupan dunia telah menipu mereka dan mereka menjadi saksi atas diri mereka sendiri bahwa mereka adl orang2 yg kafir.”
Sisi pendalilan ayat ini bahwa lafadz: “Wahai sekalian jin dan manusia bukankah telah datang kepadamu para rasul dari kalian” dipahami bahwa dari manusia ada rasul dari kalangan mereka mk demikian pula dari kalangan jin.
Namun pendalilan ini sangat lemah sebab ayat ini tdk jelas menunjukkan atas apa yg dimaukan. Seperti firman Allah:

مَرَجَ الْبَحْرَيْنِ يَلْتَقِيَانِ. بَيْنَهُمَا بَرْزَخٌ لاَ يَبْغِيَانِ. فَبِأَيِّ آلاَءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ. يَخْرُجُ مِنْهُمَا اللُّؤْلُؤُ وَالْمَرْجَانُ

“Dia membiarkan dua lautan mengalir yg kedua kemudian bertemu antara kedua ada batas yg tdk dilampaui oleh masing-masing. mk ni’mat Rabb kamu yg manakah yg kamu dustakan? Dari kedua keluar mutiara dan marjan.”
Padahal mutiara dan marjan tersebut hanyalah dikeluarkan dari laut yg asin dan bukan yg tawar. Dan ini adl perkara yg jelas sebagaimana disebutkan Ibnu Katsir rahimahullahu.
Wallahu a’lam bish-shawab.

penulis Al-Ustadz Abu Karimah Askari bin Jamal Al-Bugisi
Syariah Tafsir