Rasulullah SAW Sebagai Petunjuk bagi Kaum Jin dan Manusia

وَإِذْ صَرَفْنَا إِلَيْكَ نَفَرًا مِنَ الْجِنِّ يَسْتَمِعُوْنَ الْقُرْآنَ فَلَمَّا حَضَرُوْهُ قَالُوا أَنْصِتُوا فَلَمَّا قُضِيَ وَلَّوْا إِلَى قَوْمِهِمْ مُنْذِرِيْنَ. قَالُوا يَا قَوْمَنَا إِنَّا سَمِعْنَا كِتَابًا أُنْزِلَ مِنْ بَعْدِ مُوْسَى مُصَدِّقًا لِمَا بَيْنَ يَدَيْهِ يَهْدِي إِلَى الْحَقِّ وَإِلَى طَرِيْقٍ مُسْتَقِيْمٍ. يَا قَوْمَنَا أَجِيْبُوا دَاعِيَ اللهِ وَآمِنُوا بِهِ يَغْفِرْ لَكُمْ مِنْ ذُنُوْبِكُمْ وَيُجِرْكُمْ مِنْ عَذَابٍ أَلِيْمٍ. وَمَنْ لاَ يُجِبْ دَاعِيَ اللهِ فَلَيْسَ بِمُعْجِزٍ فِي اْلأَرْضِ وَلَيْسَ لَهُ مِنْ دُوْنِهِ أَولِيَاءُ أُولَئِكَ فِي ضَلاَلٍ مُبِيْنٍ

“Dan ketika Kami hadapkan serombongan jin kepadamu yg mendengarkan Al-Qur`an mk tatkala mereka menghadiri pembacaan lalu mereka berkata: ‘Diamlah kamu ’. Ketika pembacaan telah selesai mereka kembali kepada kaum memberi peringatan. Mereka berkata: ‘Hai kaum kami sesungguh kami telah mendengarkan kitab yg telah diturunkan sesudah Musa yg membenarkan kitab-kitab yg sebelum lagi memimpin kepada kebenaran dan kepada jalan yg lurus. Hai kaum kami sambutlah penyeru kepada Allah dan berimanlah kepada-Nya niscaya Allah akan mengampuni dosa-dosa kamu dan melepaskan kamu dari adzab yg pedih. Dan orang yg tdk menerima orang yg menyeru kepada Allah mk dia tdk akan melepaskan diri dari adzab Allah di muka bumi dan tdk ada bagi pelindung selain Allah. Mereka itu dlm kesesatan yg nyata’.”


Penjelasan Beberapa Mufradat Ayat

صَرَفْنَا

Kami hadapkan makna Kami mengarahkan dan mengutus kepadamu.

كِتَابًا أُنْزِلَ مِنْ بَعْدِ مُوْسَى

Kitab yg telah diturunkan sesudah Musa. Yang dimaksud kitab di sini adl Al-Qur`an yg sebelum mereka beriman dgn apa yg diturunkan kepada Musa ‘alaihissalam.
Atha` rahimahullahu berkata: Mereka sebelum beragama Yahudi kemudian masuk Islam. Oleh karena disebutkan “diturunkan setelah Musa.”
Ibnu Abbas radhiallahu ‘anhuma berkata: Jin tersebut tdk mendengar tentang diutus Nabi Isa ‘alaihissalam oleh karena disebutkan “diturunkan setelah Musa.”

مُصَدِّقًا لِمَا بَيْنَ يَدَيْهَِ

Membenarkan kitab yg sebelum yaitu Taurat.

أَجِيْبُوا دَاعِيَ اللهِ

Sambutlah penyeru kepada Allah. Yang dimaksud penyeru di sini adl Muhammad bin Abdullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagai Rasul terakhir yg diutus kepada seluruh manusia dan jin. Di mana seluruh Nabi dan Rasul sebelum tdk diutus kepada jin dan manusia secara keseluruhan sebagaimana akan dijelaskan nanti.

Sebab Turun Ayat
Diriwayatkan Al-Hakim dlm Mustadrak- dgn sanad dari Zir bin Hubaisy dari Abdullah bin Mas’ud radhiallahu ‘anhu ia berkata: Mereka turun ke tempat Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dlm keadaan beliau sedang membaca Al-Qur`an di sebelah pohon kurma. Tatkala mereka mendengar merekapun diam dan berkata: “Diamlah kalian.” Mereka berjumlah sembilan salah seorang dari mereka bernama Zuba’ah. mk Allah Subhanahu wa Ta’ala menurunkan firman-Nya ini.”
Al-Hakim berkata: Sanad shahih. Dan disetujui oleh Adz-Dzahabi. Diriwayatkan pula oleh Al-Imam Al-Baihaqi melalui jalur Al-Hakim dgn sanad ini dlm Dala`il An-Nubuwwah .

Penjelasan Ayat
Al-Allamah Abdurrahman As-Sa’di rahimahullahu berkata: “Allah Subhanahu wa Ta’ala telah mengutus Rasul-Nya Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada seluruh makhluk manusia dan jin. mk merupakan keharusan bagi utk menyampaikan seluruh tugas dakwah sebagai Nabi dan Rasul. Kepada manusia memungkinkan bagi Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam mendakwahi dan memberi peringatan kepada mereka. Adapun jin mk Allah Subhanahu wa Ta’ala mengarahkan mereka kepada beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam dgn kekuasaan-Nya dan mengutus kepada beliau “sekelompok jin utk mendengarkan Al-Qur`an. Ketika mereka telah hadir mereka berkata: “Diamlah kalian.” Makna yaitu: Mereka saling mengingatkan utk diam.
“Ketika telah selesai” dan mereka telah menghafal serta memberi pengaruh pada mereka “merekapun kembali kepada kaum utk memberi peringatan” berupa nasehat utk mereka dan menegakkan hujjah Allah atas mereka. Allah memilih mereka utk membantu Rasul-Nya Shallallahu ‘alaihi wa sallam dlm menyebarkan dakwah utk kalangan para jin. Mereka berkata: “Wahai kaum kami sesungguh kami telah mendengarkan sebuah kitab yg diturunkan setelah Musa.” Sebab kitab Musa merupakan asal dari kitab Injil sebagai sandaran bagi Bani Israil dlm hukum-hukum syariat. Sedangkan Injil hanyalah penyempurna dan mengubah sebagian hukum . “Membenarkan kitab-kitab sebelumnya” yg mana kitab yg kami dengar ini “memberi petunjuk kepada kebenaran” dlm tiap berita dan pencarian serta “membimbing ke arah jalan yg lurus” menuju Allah yg sampai kepada surga-Nya dgn mempelajari ilmu tentang Allah hukum-hukum agama-Nya dan hari pembalasan.
Ketika mereka telah memuji Al-Qur`an dan menjelaskan kedudukan mereka pun mengajak kaum utk mengimani. Mereka berkata: “Wahai kaum kami penuhilah panggilan penyeru kepada Allah” yg tdk mengajak kecuali kepada Rabbnya. Dia tdk menyeru kalian kepada tujuan tertentu tdk pula kepada hawa nafsu. Namun dia mengajak kepada Rabb kalian agar Allah memberimu pahala dan menghilangkan tiap kejahatan dan apa-apa yg tdk disukai dari dirimu. Oleh karena mereka mengatakan: “Allah mengampuni dosa kalian dan melindungi kalian dari adzab yg pedih.” Sehingga jika Allah melindungi kalian dari adzab yg pedih mk tdk ada lain setelah itu kecuali keni’matan. Dan inilah balasan bagi yg menyambut penyeru kepada jalan Allah.
“Barangsiapa yg tdk memenuhi panggilan penyeru kepada jalan Allah tidaklah menjadikan Allah tdk mampu di muka bumi.” Karena sesungguh Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. Orang yg lari dari-Nya tdk akan dapat menghindar dan Dia tdk pula bisa dikalahkan oleh sesuatupun.
“Dan mereka tdk mempunyai penolong selain-Nya. Mereka itulah yg berada dlm kesesatan yg nyata.” Kesesatan siapa lagi yg lbh besar daripada orang yg telah diseru para rasul dan telah sampai kepada peringatan dgn berbagai tanda kekuasaan-Nya serta hujjah yg mutawatir namun kemudian dia berpaling dan membangkang?”

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam Diutus utk Seluruh Jin dan Manusia
Tidak ada perselisihan di kalangan kaum muslimin satu kelompok pun bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala mengutus Rasul-Nya Shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada seluruh jin dan manusia. Sebagaimana telah diriwayatkan dlm Al-Bukhari dan Muslim dari hadits Jabir bin Abdullah radhiallahu ‘anhuma bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

أُعْطِيْتُ خَمْسًا لَمْ يُعْطَهُنَّ أَحَدٌ مِنَ اْلأَنْبِيَاءِ قَبْلِي: نُصِرْتُ بِالرُّعْبِ مَسِيْرَةَ شَهْرٍ، وَجُعِلَتْ لِيَ اْلأَرْضُ مَسْجِدًا وَطَهُوْرًا فَأَيُّمَا رَجُلٍ مِنْ أُمَّتِي أَدْرَكَتْهُ الصَّلاَةُ فَلْيُصَلِّ، وَأُحِلَّتْ لِيَ الْغَنَائِمُ وَلَمْ تُحَلَّ لأَحَدٍ قَبْلِي، وَأُعْطِيْتُ الشَّفَاعَةَ، وَكَانَ النَّبِيُّ يُبْعَثُ إِلَى قَوْمِهِ خَاصَّةً وَبُعِثْتُ إِلَى النَّاسِ عَامَّةً

“Aku telah diberikan lima hal yg tdk diberikan kepada seorangpun dari kalangan para nabi sebelumku: Aku diberi pertolongan dgn ditanamkan rasa takut sejarak satu bulan perjalanan. Dan telah dijadikan bagiku seluruh bumi sebagai masjid dan alat bersuci. mk siapa saja di kalangan umatku yg mendapati waktu shalat hendaklah dia shalat. Dan dihalalkan bagiku harta rampasan perang dan tdk dihalalkan kepada seorangpun sebelumku. Dan aku diberi syafaat dan adl nabi sebelumku diutus kepada kaum secara khusus sedangkan aku diutus kepada seluruh an-naas.”
Ibnu ‘Aqil berkata: “Jin termasuk ke dlm penamaan an-naas secara bahasa.”
Ar-Raghib berkata: “An-Naas adl jenis makhluk hidup yg berfikir dan berperasaan dan jin termasuk yg berfikir dan berperasaan.”
Al-Jauhari berkata: “An-Naas termasuk dari kalangan jin dan juga manusia.”
Hal ini dikuatkan dgn riwayat yg berasal dari Bukhari dan Muslim dari hadits Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

بُعِثْتُ إِلَى اْلأَحْمَرِ وَاْلأَسْوَدِ

“Aku diutus kepada yg merah dan yg hitam.”
Mujahid bin Jabr menafsirkan hadits ini dgn makna jin dan manusia.
Dalam riwayat Muslim dgn lafadz:

بُعِثْتُ إِلَى الْخَلْقِ كَافَّةً

“Aku diutus kepada seluruh makhluk.”
Ibnu Abdil Barr rahimahullahu berkata: Mereka tdk berbeda pendapat bahwa Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam diutus kepada jin dan manusia sebagai pembawa berita gembira dan pemberi peringatan. Ini termasuk keistimewaan beliau dibandingkan para nabi yakni dgn diutus beliau kepada seluruh jin dan manusia. Sedangkan yg lain tdk diutus kecuali hanya kepada kaum demikian pula terhadap para nabi yg lainnya. Hal ini juga disebutkan Imamul Haramain dlm kitab Al-Irsyad saat membantah firqah Al-Isawiyyah: “Dan sungguh kami mengetahui secara pasti bahwa beliau diutus kepada dua tsaqalain .”
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullahu berkata: “Allah Subhanahu wa Ta’ala mengutus Muhammad kepada seluruh tsaqalain: jin dan manusia dan mewajibkan kepada mereka beriman kepada dan kepada apa yg dibawa serta mentaatinya. Juga agar mereka menghalalkan apa yg dihalalkan Allah dan Rasul-Nya Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengharamkan apa yg diharamkan Allah dan Rasul-Nya Shallallahu ‘alaihi wa sallam mewajibkan apa yg diwajibkan Allah dan Rasul-Nya Shallallahu ‘alaihi wa sallam mencintai apa-apa yg dicintai Allah dan Rasul-Nya Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan membenci apa-apa yg dibenci Allah dan Rasul-Nya Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Dan siapa saja dari kalangan jin dan manusia yg telah ditegakkan hujjah atas berupa risalah yg dibawa Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam namun dia tdk beriman kepada mk dia berhak mendapatkan hukuman dari Allah Subhanahu wa Ta’ala sebagaimana hukuman yg diberikan kepada orang2 kafir yg yg para rasul diutus ke tengah-tengah mereka. Ini merupakan prinsip yg telah disepakati para shahabat tabi’in para imam kaum muslimin dan seluruh kelompok muslimin baik Ahlus Sunnah wal Jamaah maupun yg lainnya.”
Dan pada ayat yg ke-32 yg menyatakan “Dan orang yg tdk menerima penyeru kepada Allah mk dia tdk bisa melepaskan diri dari azab Allah di muka bumi dan tdk ada bagi pelindung selain Allah. Mereka itu dlm kesesatan yg nyata” sangat jelas menunjukkan bahwa kalangan jin yg tdk beriman dgn apa yg dibawa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam mk dia kafir.

Adakah Rasul dari Kalangan Jin?
Jumhur ulama baik dari kalangan Salaf maupun Khalaf menyatakan bahwa tdk satupun rasul yg diutus yg berasal dari kalangan jin dan rasul hanya berasal dari kalangan manusia. Pendapat ini dinukil dari Ibnu ‘Abbas Ibnu Juraij Mujahid Al-Kalbi Abu ‘Ubaid dan Al-Wahidi. Dan ayat ini merupakan salah satu dalil yg menunjukkan bahwa dari kalangan jin tdk terdapat rasul namun yg ada hanyalah para pemberi peringatan. Ibnu ‘Abbas berkata: “Para rasul dari anak cucu Adam dan dari kalangan jin adl nudzur .”
Demikian pula firman Allah:

إِنَّا أَوْحَيْنَا إِلَيْكَ كَمَا أَوْحَيْنَا إِلَى نُوْحٍ وَالنَّبِيِّيْن مِنْ بَعْدِهِ وَأَوْحَيْنَا إِلَى إِبْرَاهِيْمَ وَإِسْمَاعِيْلَ وَإِسْحَاقَ وَيَعْقُوْبَ وَاْلأَسْبَاطِ وَعِيْسَى وَأَيُّوْبَ وَيُوْنُسَ وَهَارُوْنَ وَسُلَيْمَانَ وَآتَيْنَا دَاوُدَ زَبُوْرًا. وَرُسُلاً قَدْ قَصَصْنَاهُمْ عَلَيْكَ مِنْ قَبْلُ وَرُسُلاً لَمْ نَقْصُصْهُمْ عَلَيْكَ وَكَلَّمَ اللهُ مُوْسَى تَكْلِيْمًا. رُسُلاً مُبَشِّرِيْنَ وَمُنْذِرِيْنَ لِئَلاَّ يَكُوْنَ لِلنَّاسِ عَلَى اللهِ حُجَّةٌ بَعْدَ الرُّسُلِ وَكَانَ اللهُ عَزِيْزًا حَكِيْمًا

“Sesungguh Kami telah memberikan wahyu kepadamu sebagaimana Kami telah memberikan wahyu kepada Nuh dan nabi-nabi yg sesudah dan Kami telah memberikan wahyu kepada Ibrahim Isma’il Ishaq Ya’qub dan anak cucu ‘Isa Ayyub Yunus Harun dan Sulaiman. Dan Kami berikan Zabur kepada Daud. Dan rasul-rasul yg sungguh telah Kami kisahkan tentang mereka kepadamu dahulu dan rasul-rasul yg tdk Kami kisahkan tentang mereka kepadamu. Dan Allah telah berbicara kepada Musa dgn langsung. selaku rasul-rasul pembawa berita gembira dan pemberi peringatan agar tdk ada alasan bagi manusia membantah Allah sesudah diutus rasul-rasul itu. Dan adl Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.”
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman tentang Ibrahim ‘alaihissalam:

وَوَهَبْنَا لَهُ إِسْحَاقَ وَيَعْقُوْبَ وَجَعَلْنَا فِي ذُرِّيَّتِهِ النُّبُوَّةَ وَالْكِتَابَ وَآتَيْنَاهُ أَجْرَهُ فِي الدُّنْيَا وَإِنَّهُ فِي اْلآخِرَةِ لَمِنَ الصَّالِحِيْنَ

“Dan Kami anugrahkan kepada Ibrahim Ishak dan Ya’qub dan Kami jadikan kenabian dan Al Kitab pada keturunan dan Kami berikan kepada balasan di dunia; dan sesungguh dia di akhirat benar-benar termasuk orang2 yg shalih.”
Dalam ayat ini Allah membatasi kenabian dan pemberian kitab setelah Ibrahim pada keturunannya. Dan tdk seorangpun manusia yg mengatakan bahwa kenabian dari kalangan jin pernah terjadi sebelum diutus Ibrahim lalu terputus setelah beliau diutus. Demikian pula firman-Nya:

وَمَا أَرْسَلْنَا قَبْلَكَ مِنَ الْمُرْسَلِيْنَ إِلاَّ إِنَّهُمْ لَيَأْكُلُوْنَ الطَّعَامَ وَيَمْشُوْنَ فِي اْلأَسْوَاقِ وَجَعَلْنَا بَعْضَكُمْ لِبَعْضٍ فِتْنَةً أَتَصْبِرُوْنَ وَكَانَ رَبُّكَ بَصِيْرًا

“Dan Kami tdk mengutus rasul-rasul sebelummu melainkan mereka sungguh memakan makanan dan berjalan di pasar-pasar. Dan Kami jadikan sebahagian kamu cobaan bagi sebahagian yg lain. Maukah kamu bersabar? Dan adl Rabbmu Maha Melihat.”
Dan firman-Nya:

وَمَا أَرْسَلْنَا مِنْ قَبْلِكَ إِلاَّ رِجَالاً نُوْحِي إِلَيْهِمْ مِنْ أَهْلِ الْقُرَى أَفَلَمْ يَسِيْرُوا فِي اْلأَرْضِ فَيَنْظُرُوا كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِهِمْ وَلَدَارُ اْلآخِرَةِ خَيْرٌ لِلَّذِيْنَ اتَّقَوْا أَفَلاَ تَعْقِلُوْنَ

“Kami tdk mengutus sebelum kamu melainkan orang laki2 yg Kami berikan wahyu kepada di antara penduduk negeri. mk tidakkah mereka bepergian di muka bumi lalu melihat bagaimana kesudahan orang2 sebelum mereka dan sesungguh kampung akhirat adl lbh baik bagi orang2 yg bertakwa. mk tidakkah kamu memikirkannya?”
Semua dalil ini menguatkan pendapat jumhur yg menyatakan bahwa rasul seluruh dari kalangan manusia dan tdk satupun dari kalangan jin.
Ada sebagian ulama yg berpendapat bahwa dari kalangan jin terdapat rasul tersendiri sebagaimana manusia. Di antara adl Adh-Dhahhak bin Muzahim dan dia berdalil dgn firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:

يَا مَعْشَرَ الْجِنِّ وَاْلإِنْسِ أَلَمْ يَأْتِكُمْ رُسُلٌ مِنْكُمْ يَقُصُّوْنَ عَلَيْكُمْ آيَاتِي وَيُنْذِرُوْنَكُمْ لِقَاءَ يَوْمِكُمْ هَذَا قَالُوا شَهِدْنَا عَلَى أَنْفُسِنَا وَغَرَّتْهُمُ الْحَيَاةُ الدُّنْيَا وَشَهِدُوا عَلَى أَنْفُسِهِمْ أَنَّهُمْ كَانُوا كَافِرِيْنَ

“Hai golongan jin dan manusia apakah belum datang kepadamu rasul-rasul dari golongan kamu sendiri yg menyampaikan kepadamu ayat-ayat-Ku dan memberi peringatan kepadamu akan pertemuanmu dgn hari ini? Mereka berkata: ‘Kami menjadi saksi atas diri kami sendiri’. Kehidupan dunia telah menipu mereka dan mereka menjadi saksi atas diri mereka sendiri bahwa mereka adl orang2 yg kafir.”
Sisi pendalilan ayat ini bahwa lafadz: “Wahai sekalian jin dan manusia bukankah telah datang kepadamu para rasul dari kalian” dipahami bahwa dari manusia ada rasul dari kalangan mereka mk demikian pula dari kalangan jin.
Namun pendalilan ini sangat lemah sebab ayat ini tdk jelas menunjukkan atas apa yg dimaukan. Seperti firman Allah:

مَرَجَ الْبَحْرَيْنِ يَلْتَقِيَانِ. بَيْنَهُمَا بَرْزَخٌ لاَ يَبْغِيَانِ. فَبِأَيِّ آلاَءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ. يَخْرُجُ مِنْهُمَا اللُّؤْلُؤُ وَالْمَرْجَانُ

“Dia membiarkan dua lautan mengalir yg kedua kemudian bertemu antara kedua ada batas yg tdk dilampaui oleh masing-masing. mk ni’mat Rabb kamu yg manakah yg kamu dustakan? Dari kedua keluar mutiara dan marjan.”
Padahal mutiara dan marjan tersebut hanyalah dikeluarkan dari laut yg asin dan bukan yg tawar. Dan ini adl perkara yg jelas sebagaimana disebutkan Ibnu Katsir rahimahullahu.
Wallahu a’lam bish-shawab.

penulis Al-Ustadz Abu Karimah Askari bin Jamal Al-Bugisi
Syariah Tafsir

Read More......

Apa itu Ghozwul Fikri?

Ghozwul fikri atau perang pemikiran dimulai ketika kaum salibis dikalahkan 9 kali dalam peperangan besar oleh kaum Muslimin. Mereka berfikir keras bagaimana cara mengalahkan umat Islam, akhirnya mereka ingin mendalami Islam terlebih dahulu. Kesungguhan kaum salibis dalam mempelajari Islam tersebut memang luar biasa sampai di dalam sejarah diungkap seorang dari mereka rela meninggalkan anak dan istrinya hanya untuk berkeliling di negeri-negeri Islam guna mencari kelemahan umat Islam. Diantara pernyataan mereka adalah, “percuma saja kita berperang melawan umat islam selama mereka berpegang teguh pada agama mereka (Al-qur’an dan As-Sunnah). Jika komitmen mereka terhadap agama mereka kuat, kita tidak dapat berbuat apa-apa, karena itu tugas kita sebetulnya adalah menjauhkan umat Islam dari agama mereka. Barulah kita mudah mengalahkan Umat Islam.” Gladstone, salah seorang perdana menteri inggris menyimpulkan, “Selama Al-qur’an ada di tangan Umat Islam, tidak mungkin eropa akan menguasai dunia timur.”

Strategi perang kemudian diubah dari perang fisik ke perang pemikiran. Berbagai upaya dibuat untuk mengalihkan umat Islam dari agamanya. Serangan dilancarkan melalui hiburan, olahraga, dan segmen yang menarik lainnya. Sehingga tanpa disadari umat Islam sudah mengikuti mereka bahkan menjadi pendukung program-program yang mereka adakan.

Beberapa jenis perang pemikiran yang perlu diwaspadai pada saat ini diantaranya: Apa itu Ghozwul Fikri?
Share
Sunday, 11 July 2010 at 11:08 | Edit note | Delete
Ghozwul fikri atau perang pemikiran dimulai ketika kaum salibis dikalahkan 9 kali dalam peperangan besar oleh kaum Muslimin. Kemenangan kaum Muslimin sangat spektakuler karena semua peperangan yang terjadi diluar perkiraan akal manusia. Misalnya, kholid bin walid dengan 3000 pasukan pernah mengalahkan 100.000 pasukan romawi.

Mereka berfikir keras bagaimana cara mengalahkan umat Islam, akhirnya mereka ingin mendalami Islam terlebih dahulu. Kesungguhan kaum salibis dalam mempelajari Islam tersebut memang luar biasa sampai di dalam sejarah diungkap seorang dari mereka rela meninggalkan anak dan istrinya hanya untuk berkeliling di negeri-negeri Islam guna mencari kelemahan umat Islam. Diantara pernyataan mereka adalah, “percuma saja kita berperang melawan umat islam selama mereka berpegang teguh pada agama mereka (Al-qur’an dan As-Sunnah). Jika komitmen mereka terhadap agama mereka kuat, kita tidak dapat berbuat apa-apa, karena itu tugas kita sebetulnya adalah menjauhkan umat Islam dari agama mereka. Barulah kita mudah mengalahkan Umat Islam.” Gladstone, salah seorang perdana menteri inggris menyimpulkan, “Selama Al-qur’an ada di tangan Umat Islam, tidak mungkin eropa akan menguasai dunia timur.”

Strategi perang kemudian diubah dari perang fisik ke perang pemikiran. Berbagai upaya dibuat untuk mengalihkan umat Islam dari agamanya. Serangan dilancarkan melalui hiburan, olahraga, dan segmen yang menarik lainnya. Sehingga tanpa disadari umat Islam sudah mengikuti mereka bahkan menjadi pendukung program-program yang mereka adakan.

Beberapa jenis perang pemikiran yang perlu diwaspadai pada saat ini diantaranya:


1. Perusakan akhlak

Dalam berbagai media massa musuh-musuh Islam melancarkan program – program yang bertujuan merusak akhlak generasi muslim mulai dari anak-anak, remaja, maupun dewasa. Diantara perusakan itu adalah lewat majalah, televisi, serta musik. Dalam media-media tersebut selalu saja disuguhkan penampilan tokoh-tokoh terkenal yang pola hidupnya jelas-jelas jauh dari nilai-nilai Islam. Mulai dari cara berpakaian, gaya hidup dan ucapan-ucapan yang mereka lontarkan. Dengan cara itu mereka telah berhasil membuat idola-idola baru yang generasi islam berkiblat kepada mereka.

2. Perusakan Pola Fikir

Dengan memanfaatkan media, baik cetak maupun elektronik, mereka juga sengaja menyajikan berita yang tidak jelas kebenarannya, terutama yang berkenaan dengan kaum Muslimin. Seringkali mereka menyematkan gelar seperti teroris, fundamentalis, ekstrimis, islam garis keras, dll kepada kaum muslimin yang berjuang mempertahankan kemerdekaan negeri mereka dari penguasaan para penjajah yang zalim. Sementara itu mereka mendiamkan setiap aksi para perusak serta penindas yang sejalan dengan mereka seperti zionis yahudi yang menjajah palestina. Berita yang sampai kepada kaum muslimin benar-benar jauh dari realitas bahkan sengaja diputarbalikkan dari kenyataan yang sesungguhnya.

3. Sekulerisasi pendidikan

Hampir diseluruh negeri muslim telah berdiri model pendidikan sekolah yang lepas dari nilai-nilai keagamaan. Mereka sengaja memisahkan antara agama dan ilmu pengetahuan di sekolah sehingga muncullah generasi-generasi terdidik yang jauh dari agamanya. Sekolah macam inilah yang mereka dirikan di bumi islam pada masa penjajahan (imperialisme) untuk menghancurkan islam dari tubuhnya sendiri.

4. Pemurtadan

Ini adalah program yang paling jelas kita saksikan. Secara terang-terangan orang-orang non-muslim menawarkan “bantuan” ekonomi, mulai dari bahan makanan, rumah, jabatan, beasiswa, dan lain-lain untuk menggoyahkan iman kaum muslimin.

Samuel zwemmer dalam konferensi Al-Quds untuk para pastur pada tahun 1935 mengatakan, “Sebenarnya tugas kalian bukan mengeluarkan orang-orang islam dari agamanya menjadi pemeluk agama kalian, akan tetapi menjauhkan mereka dari agama mereka (Al-Qur’an dan Sunnah) sehingga mereka menjadi orang-orang yang putus hubungan dengan Tuhannya dan sesamanya (saling bermusuhan) menjadi terpecah-belah dan jauh dari persatuan. Dengan generasi-generasi baru yang akan memenangkan kalian dan menindas kaum mereka sendiri sesuai dengan tujuan kalian.”

Semoga Alloh selalu menjaga kita dari setiap makar yang mereka lakukan. Wallahul musta’an.

( http://islam4all.blog.uns.ac.id/2010/01/26/ghozwul-fikri/
1. Perusakan akhlak

Dalam berbagai media massa musuh-musuh Islam melancarkan program – program yang bertujuan merusak akhlak generasi muslim mulai dari anak-anak, remaja, maupun dewasa. Diantara perusakan itu adalah lewat majalah, televisi, serta musik. Dalam media-media tersebut selalu saja disuguhkan penampilan tokoh-tokoh terkenal yang pola hidupnya jelas-jelas jauh dari nilai-nilai Islam. Mulai dari cara berpakaian, gaya hidup dan ucapan-ucapan yang mereka lontarkan. Dengan cara itu mereka telah berhasil membuat idola-idola baru yang generasi islam berkiblat kepada mereka.

2. Perusakan Pola Fikir

Dengan memanfaatkan media, baik cetak maupun elektronik, mereka juga sengaja menyajikan berita yang tidak jelas kebenarannya, terutama yang berkenaan dengan kaum Muslimin. Seringkali mereka menyematkan gelar seperti teroris, fundamentalis, ekstrimis, islam garis keras, dll kepada kaum muslimin yang berjuang mempertahankan kemerdekaan negeri mereka dari penguasaan para penjajah yang zalim. Sementara itu mereka mendiamkan setiap aksi para perusak serta penindas yang sejalan dengan mereka seperti zionis yahudi yang menjajah palestina. Berita yang sampai kepada kaum muslimin benar-benar jauh dari realitas bahkan sengaja diputarbalikkan dari kenyataan yang sesungguhnya.

3. Sekulerisasi pendidikan

Hampir diseluruh negeri muslim telah berdiri model pendidikan sekolah yang lepas dari nilai-nilai keagamaan. Mereka sengaja memisahkan antara agama dan ilmu pengetahuan di sekolah sehingga muncullah generasi-generasi terdidik yang jauh dari agamanya. Sekolah macam inilah yang mereka dirikan di bumi islam pada masa penjajahan (imperialisme) untuk menghancurkan islam dari tubuhnya sendiri.

4. Pemurtadan

Ini adalah program yang paling jelas kita saksikan. Secara terang-terangan orang-orang non-muslim menawarkan “bantuan” ekonomi, mulai dari bahan makanan, rumah, jabatan, beasiswa, dan lain-lain untuk menggoyahkan iman kaum muslimin.

Samuel zwemmer dalam konferensi Al-Quds untuk para pastur pada tahun 1935 mengatakan, “Sebenarnya tugas kalian bukan mengeluarkan orang-orang islam dari agamanya menjadi pemeluk agama kalian, akan tetapi menjauhkan mereka dari agama mereka (Al-Qur’an dan Sunnah) sehingga mereka menjadi orang-orang yang putus hubungan dengan Tuhannya dan sesamanya (saling bermusuhan) menjadi terpecah-belah dan jauh dari persatuan. Dengan generasi-generasi baru yang akan memenangkan kalian dan menindas kaum mereka sendiri sesuai dengan tujuan kalian.”

Semoga Alloh selalu menjaga kita dari setiap makar yang mereka lakukan. Wallahul musta’an.( http://islam4all.blog.uns.ac.id/2010/01/26/ghozwul-fikri/ )

Read More......

Saudariku, Apa yang Menghalangimu untuk Berhijab?

Bismillahirrohmanirrohim,

Seorang muslimah, diperintahkan untuk menutup auratnya ketika keluar rumah, yaitu dengan mengenakan pakaian syar’i yang dikenal dengan jilbab atau hijab. Namun dalam kenyataan masih banyak di antara para muslimah yang belum mau memakainya. Ada yang dilarang oleh orang tuanya, ada yang beralasan belum waktunya atau nanti setelah pergi haji dan segudang alasan yang lain. Nah apa jawaban untuk mereka?

1. Saya Belum Bisa Menerima Hijab

Untuk ukhti (saudariku) yang belum bisa menerima hijab maka perlu kita tanyakan, “Bukankah ukhti sungguh-sungguh dan yakin dalam memeluk Islam, dan bukankah ukhti telah mengucapkan la ilaha illallah Muhammad rasulullah dengan yakin? Yang berarti menerima apa saja yang diperintahkan Allah Subhannahu wa Ta’ala dan Rasulullah? Jika ya maka sesungguhnya hijab adalah salah satu syari’at Islam yang harus dilaksanakan oleh para muslimah. Allah Subhannahu wa Ta’ala telah memerintah kan para mukminah untuk memakai hijab dan demikian pula Rassulullah Shalallaahu alaihi wasalam memerintahkan itu. Jika anda beriman kepada Allah Subhannahu wa Ta’ala dan Rasul-Nya, maka anda tentu akan dengan senang hati memakai hijab itu.

2. Saya Menerima Hijab, Namun Orang Tua Melarang.

Kalau saya tidak taat kepada orang tua, saya bisa masuk neraka. Kepada saudariku kita beritahukan bahwa memang benar orang tua memiliki kedudukan yang tinggi dan mulia, dan kita diperintahkan untuk berbakti kepada mereka. Namun taat kepada orang tua dibolehkan dalam hal yang tidak mengandung maksiat kepada Allah Subhannahu wa Ta’ala , sebagaimana dalam firman-Nya, artinya,
“Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya,” (QS. Luqman:15)
Meskipun demikian kita tetap harus berbuat baik kepada kedua orang tua kita selama di dunia ini.
Inti permasalahannya adalah, bagaimana saudari taat kepada orang tua namun bermaksiat kepada Allah Subhannahu wa Ta’ala dan Rasul-Nya, padahal Allah Subhannahu wa Ta’ala adalah yang menciptakan anda, memberi nikmat, rizki, menghidupkan dan juga yang menciptakan kedua orang tua saudari?

3. Saya Tidak Punya Uang untuk Membeli Jilbab

Ada dua kemungkinan wanita muslimah yang mengucapkan seperti ini, yaitu mungkin dia berdusta dan mungkin juga dia jujur. Jika dalam kesehariannya dia mampu membeli berbagai macam pakaian dengan model yang beraneka ragam, mampu membeli perlengkapan ini dan itu, maka berarti dia telah bohong. Dia sebenarnya memang tidak berniat untuk membeli pakaian yang sesuai tuntunan syari’at. Padahal pakaian syar،¦i biasanya tidak semahal pakaian-pakaian model baru yang bertabarruj (membuka aurat).
Maka apakah saudari tidak memilih pakaian yang seharusnya dikenakan oleh seorang wanita muslimah. Apakah anda tidak memilih sesuatu yang dapat menyelamatkan anda dari adzab Allah Subhannahu wa Ta’ala dan kemurkaan-Nya? Ketahuilah pula bahwa kemuliaan seseorang bukan pada model pakaiannya, namun pada takwanya kepada Allah Subhannahu wa Ta’ala . Dia telah berfirman, artinya,
“Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertaqwa di antara kamu.” (QS. al-Hujurat:13)
Adapun jika memang anda seorang yang jujur, jika benar-benar saudari berniat untuk memakai jilbab maka Allah Subhannahu wa Ta’ala akan memberikan jalan keluar. Allah Subhannahu wa Ta’ala telah mengatakan, artinya,
“Barangsiapa yang bertaqwa kepada Allah, niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan ke luar. Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya.” (QS. ath-Thalaq 2-3)
Kesimpulannya adalah bahwa untuk mencapai keridhaan Allah dan untuk mendapatkan surga, maka segala sesuatu akan menjadi terasa ringan dan mudah.

4. Cuaca Sangat Panas

Jika saudari beralasan bahwa cuaca sangat panas, kalau memakai jilbab rasanya gerah, maka saudari hendaklah selalu mengingat firman Allah Subhannahu wa Ta’ala , artinya,
“Katakanlah, “Api neraka Jahannam itu lebih sangat panas(nya)” jikalau mereka mengetahui.”(QS. 9:81)
Apakah anda menginginkan sesuatu yang lebih panas lagi daripada panasnya dunia ini, dan bagaimana saudari menyejajarkan antara panasnya dunia dengan panasnya neraka? Yang dikatakan oleh Allah Subhannahu wa Ta’ala , artinya,
“Mereka tidak merasakan kesejukan di dalamnya dan tidak (pula mendapat) minuman, selain air yang mendidih dan nanah.” (QS. 78:24-25)
Wahai saudariku, ketahuilah bahwa surga itu diliputi dengan berbagai kesusahan dan segala hal yang dibenci nafsu, sedangkan neraka dihiasi dengan segala yang disenangi hawa nafsu.

5. Khawatir Nanti Aku Lepas Jilbab Lagi

Ada seorang muslimah yang mengatakan, “Kalau aku pakai jilbab, aku khawatir nanti suatu saat melepasnya lagi.” Saudariku, kalau seseorang berpikiran seperti anda, maka bisa-bisa dia meninggalkan seluruh atau sebagian ajaran agama ini. Bisa-bisa dia tidak mau shalat, tidak mau berpuasa karena khawatir nanti tidak bisa terus melakukannya.
Itu semua tidak lain merupakan godaan dan bisikan setan, maka hendaklah suadari mencari sebab-sebab yang dapat menjadikan anda selalu beristiqamah. Di antaranya dengan banyak berdo’a agar diberikan ketetapan hati di atas agama, bersabar dan melakukan shalat dengan khusyu’. Allah Subhannahu wa Ta’ala berfirman, artinya,
“Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu’.” (QS. 2:45)
Jika saudari telah memegang teguh sebab-sebab hidayah dan telah merasakan manisnya iman maka saudari pasti tidak akan meninggalkan perintah Allah Subhannahu wa Ta’ala , karena dengan melaksanakan itu anda akan merasa tentram dan nikmat.

6. Aku Takut Tidak Ada Yang Menikahiku

Saudariku! Sesungguhnya laki-laki yang mencari istri seorang wanita yang bertabarruj, membuka aurat dan senang melakukan berbagai kemaksiatan maka dia adalah laki-laki yang tidak memiliki rasa cemburu. Dia tidak cemburu terhadap yang diharamkan Allah Subhannahu wa Ta’ala, tidak cemburu terhadapmu, dan tidak akan membantumu dalam ketaatan, menuju surga serta menyelamatkanmu dari neraka.
Jadilah engkau wanita yang baik, insya Allah Subhannahu wa Ta’ala engkau mendapatkan suami yang baik pula. Engkau lihat berapa banyak wanita yang tidak berhijab, namun dia tidak menikah, dan engkau lihat berapa banyak wanita berjilbab yang telah menjadi seorang istri.

7. Kita Harus Bersyukur

“Oleh karena kecantikan merupakan nikmat dari Allah Subhannahu wa Ta’ala, maka kita harus bersyukur kepada-Nya, dengan memperlihatkan keindahan tubuh, rambut dan kecantikan kita.” Mungkin ada di antara muslimah yang beralasan demikian.
Suadariku! Itu bukanlah bersyukur, karena bersyukur kepada Allah Subhannahu wa Ta’ala bukan dengan cara melakukan kemaksiatan. Allah Subhannahu wa Ta’ala berfirman,
“Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung (sampai) ke dada mereka, dan janganlah menampakkan perhiasan mereka.” (QS. an-Nur:31)
Dalam firman-Nya yang lain,
“Hai Nabi katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mu’min, “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka”. (QS.al-Ahzab:59)
Nikmat terbesar yang Allah Subhannahu wa Ta’ala berikan kepada kita adalah iman dan Islam, jika anda ingin bersyukur kepada Allah maka perlihatkanlah kesyukuran itu dengan sesuatu yang disenangi dan diperintahkan Allah Subhannahu wa Ta’ala, di antaranya adalah dengan mememakai hijab atau jilbab. Inilah syukur yang sebenarnya.

8. Belum Mendapatkan Hidayah

Ada sebagian muslimah yang mengatakan, “Saya tahu bahwa jilbab itu wajib, namun saya belum mendapatkan hidayah untuk memakainya.” Kepada saudariku yang yang beralasan demikian kami katakan, “Bahwa hidayah itu ada sebabnya sebagaimana sakit itu akan sembuh dengan sebab pula. Orang akan kenyang juga dengan sebab, yakni makan. Kalau anda setiap hari meminta kepada Allah agar ditunjukkan ke jalan yang lurus, maka anda harus berusaha meraihnya.Di antaranya, hendaklah anda bergaul dengan wanita yang baik-baik, ini merupakan sarana yang sangat efektif, sehingga hidayah dapat anda raih dan terus-menerus terlimpah kepada ukhti.
Orang ingin mendapatkan hidayah itu bisa digambarkan seperti orang mencari alamat rumah. Dia bertanya kepada seseorang, dan orang tersebut menjawab untuk mencapai alamat yang dituju harus belok kanan pada gang pertama lalu lurus dan belok kanan lagi lalu dia akan melihat rumah yang dituju. Begitu juga orang yang mencari hidayah, dia telah diberikan petunjuk dari Allah di dalam AL Qur’an, apakah dia akan mengikuti-Nya atau tidak. Apakah dia memilih belok kiri pada gang pertama lalu lurus dan belok kiri lagi? Tentu jika dia memilih jalan yang lain, maka dia akan kehilangan kesempatan untuk mendapat hidayah-Nya.

9. Aku Takut Dikira Golongan Sesat

Ketahuilah saudariku! Bahwa dalam hidup ini hanya ada dua kelompok, hizbullah (kelompok Allah) dan hizbusy syaithan (kelompok syetan). Golongan Allah adalah mereka yang senantiasa menolong agama Allah Subhannahu wa Ta’ala, melakukan ketaatan dan menjauhi kemaksiatan. Sedangkan golongan setan sebaliknya selalu bermaksiat kepada Allah dan berbuat kerusakan di muka bumi. Dan ketika ukhti melakukan ketaatan, salah satunya adalah memakai hijab maka berarti ukhti telah menjadi golongan Allah, bukan kelompok sesat.
Sebaliknya mereka yang mengumbar aurat, bertabarruj, berpakaian mini dan yang semisal itu, merekalah yang sesat. Mereka telah terbius godaan syetan atau menjadi pengekor orang-orang munafik dan orang-orang kafir. Maka berbahagialah anda sebagai kelompok Allah Subhannahu wa Ta’ala yang pasti menang.
Jilbab atau hijab adalah bentuk ibadah yang mulia, jangan sejajarkan itu dengan ocehan manusia rendahan. Dia disyari’atkan oleh Penciptamu, kalau engkau taat kepada manusia dalam rangka bermaksiat kepada Allah Subhannahu wa Ta’ala maka sungguh engkau akan binasa dan merugi. Mengapa engkau mau diperbudak oleh mereka dan meninggalkan ketaatan kepada Allah Subhannahu wa Ta’ala Yang menciptakan, memberi rizki, menghidupkan dan mematikanmu?

Wallohu A’lam Bissowab.
http://solekha.multiply.com/journal/item/215/Tak_mau_berjilbab_Alasan_Dan_jawabanya

Read More......

Pemuda Islam adalah Harapan Bukan Sampah!

Kami ceritakan kisah mereka kepadamu (Muhammad) dengan sebenarnya. Sesungguhnya mereka itu adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka dan Kami tambahkan kepada mereka petunjuk; dan Kami telah meneguhkan hati mereka di waktu mereka berdiri lalu mereka berkata: “Tuhan kami adalah Tuhan langit dan bumi; kami sekali-kali tidak menyeru Tuhan selain Dia, sesungguhnya kami kalau demikian telah mengucapkan perkataan yang amat jauh dari kebenaran”. (QS Al Kahfi 13-14)

Pemuda dan masa muda merupakan tahapan hidup dalam kehidupan yang penuh dengan luapan energi. Aktif, reaktif, kreatif, sekaligus idealis. Ketika penindasan sedang terjadi dalam suatu masyarakat dan bangsa, para pemuda tampil melakukan perlawanan. Ketika kebekuan sedang melanda kehidupan masyarakat, para pemuda muncul melakukan pendobrakan. Ketika terjadi pengerusakan terhadap nilai-nilai kehidupan, para pemuda tampil memberantas nya. Dan ketika kebencian kepada para Nabi, Utusan Allah melanda suatu kaum, para pemuda tampil menjadi pembela yang gigih, sekaligus menjadi pengikut-pengikut setia para Nabi.

Di bawah ini ada beberapa karakter kehidupan pemuda yang pernah terukir dalam sejarah umat manusia, khususnya Islam. Karakter ini dapat juga diaplikasikan dalam kehidupan masa kini, mengingat sebenarnya sejarah itu cenderung berulang (history repeats itself). Sehingga, peristiwa kedzaliman di masa lalu, sangat mungkin kembali lagi meski dalam bentuk yang sedikit berbeda.


Pembela Kebenaran


Dalam catatan sejarah Islam, terungkap dengan jelas tatkala Nabi Musa mengajak kaumnya untuk menyembah Allah swt, maka hanya para pemuda sajalah yang mau mengikutinya. Sedang lapisan masyarakat lainnya menolak tegas. Mereka takut pada ancaman dan siksaan penguasa. Allah swt, telah memberitahukan sikap positif para pemuda itu sebagai berikut;

Maka tidak ada yang beriman kepada Musa, melainkan pemuda-pemuda dari kaumnya (Musa) dalam keadaan takut bahwa Fir`aun dan pemuka-pemuka kaumnya akan menyiksa mereka. Sesungguhnya Fir`aun itu berbuat sewenang-wenang di muka bumi. Dan sesungguhnya dia termasuk orang-orang yang melampaui batas. (QS. Yunus 83)

Hal yang serupa juga terjadi pada tahun-tahun permulaan Rasulullah menyampaikan Risalah Islamiyah kepada umatnya. Di sana, justru para pemuda lah yang lebih dulu menyambutnya dengan sepenuh hati. Mereka adalah Umar bin Khattab, Sa’ad bin Abi Waqash, Mu’adz bin Jabal, Abdullah bin Mas’ud, Thalhah bin Ubaidillah, Zubail bin Awwam, Ali bin Abi Thalib, dan lain-lain yang umurnya kala itu rata-rata belum 20 tahun. Sedang, Abu Bakar Ash-Shiddiq yang namanya menjadi buah bibir orang di masa itu, dan telah membantu mengantarkan para pemuda itu memeluk Islam, usianya belum sampai 40 tahun.
Penghancur Kebatilan

Sebaliknya, pemuda juga menjadi orang pertama penghancur kebatilan. Dalam kisah Raja Namrud, di saat pemerintahannya kedzaliman banyak terjadi dan masyarakat masih menyembah patung-patung. Saat itu, seorang pemuda bernama Ibrahim lah yang tampil secara heroik menentang kedzaliman Raja Namrud dan menghancurkan patung-patung sesembahan mereka.

“Kami dengar ada seorang pemuda yang mencela berhala-berhala, namanya Ibrahim“. (QS. Al-Anbiya 40)

Dalam kurun waktu yang berbeda, ketika kebatilan teramat kuat merasuki kehidupan masyarakat, suku dan bangsa lantaran dukungan penuh dari kalangan militer, birokrat, dan penguasa, para pemuda pilihan maju pantang mundur. Bahkan mereka menolak tawaran perdamaian dari para penguasa. Mereka menolak kompromi antara kebatilan dan kebenaran. Bagi mereka, antara keduanya tidak bisa disatukan, karena bentuk dan sifat berbeda. Jika tetap dipaksa mereka lebih suka memilih berlepas diri, daripada hidup bersama kebatilan. Itulah sikap para pemuda Ashabul Kahfi, yang perjalanan hidupnya diabadikan secara indah dalam Al-Quran.

Mereka mengembara untuk menghindarkan diri dari kebatilan, sampai suatu gua mereka masuk dan beristirahat dengan tenang. Padahal di luar, penguasa terus memburunya. Di dalam gua itu, mereka tidur pulas berhari-hari lamanya, bahkan beratus tahun, tanpa haus, lapar, maupun lelah. Mereka tidur panjang, melampaui zamannya. Saat terbangun, mereka merasa seperti baru tidur sebentar saja, tak kurang sedikit pun juga. Sehat wal Afiat. Sungguh ajaib!

Itulah pertolongan Allah yang diberikan kepada para pemuda yang gigih melawan kebatilan. Mereka diberi petunjuk dan kekuatan oleh Allah sehingga memperoleh kejayaan.

Berilmu dan Berwawasan Luas

Pemuda pilihan juga pemuda yang memiliki ilmu dan wawasan yang luas, seperti yang diperlihatkan oleh Ali bin Abi Thalib. Sejak masih kanak-kanak ia memang tekun menuntut ilmu dan membaca berbagai fenomena masyarakat. Ketika tumbuh menjadi pemuda, ilmu dan wawasannya bertambah banyak, melebihi orang-orang yang seusianya. Beberapa sahabat senior tak jarang menanyakan sesuatu masalah kepadanya, dan dijawab dengan tuntas. Ia menjadi gudang ilmu, sepeninggal Rasulullah saw. Dan dengan bijaksana ia berkata, “Tiap wadah (tempat) menjadi sempit dengan barang yang dimasukkan ke dalamnya, kecuali tempat ilmu, maka ia akan bertambah luas.”

Pernyataan itu benar. Ketika berbagai persoalan yang juga mengantar terjadinya berbagai kemelut di masyarakat dan pemerintahan, ia mampu menghadapinya dengan memberikan berbagai pandangan yang luas. Pemuda pilihan memang harus memiliki ilmu dan wawasan yang luas. Terlebih pada zaman sekarang ini dimana ilmu manusia sudah sangat maju.
Berakhlaq Mulia

Pemuda pilihan selain memiliki sikap-sikap positif di atas, juga harus berakhlaq mulia seperti yang terlihat pada diri Muhammad saw, jauh sebelum beliau diangkat menjadi Nabi Utusan Allah. Begitu rupa keindahan akhlaq nya, sampai orang-orang menyebutnya “Al-Amin”, artinya orang yang dapat dipercaya (jujur).

Syekh Shafiyyur Rahman, seorang sejarahwan pernah menulis bahwa Nabi SAW menonjol di tengah kaumnya dikarenakan perkataannya yang lemah lembut, akhlaqnya yang utama dan sifat-sifatnya yang mulia. Beliau adalah orang yang paling utama kepribadiannya, paling bagus akhlaqnya, paling terhormat dalam pergaulannya dengan para tetangga, paling lemah lembut, paling jujur perkataannya, paling terjaga jiwanya, paling terpuji kebaikannya, paling baik amalnya, paling banyak memenuhi janji, paling bisa dipercaya sehingga orang-orang menjulukinya Al-Amin, karena beliau menghimpun semua keadaan yang baik dan sifat-sifat yang diridhai Allah dan manusia. Walhasil, beliau adalah uswah hasanah, contoh teladan yang baik sejak dari kanak-kanak sampai akhir hayatnya.

Keluhuran akhlaq sangat diperlukan bagi pemuda, sebab mereka akan menjadi tumpuan hidup bagi keluarganya, masyarakatnya, bangsa, dan negaranya, serta umat manusia pada umumnya. Di bagian lain, keluhuran akhlaq diperlukan bagi pemuda lantaran fisik mereka sedang mengalami proses pertumbuhan. Jika dalam proses pertumbuhan itu mereka diisi dengan akhlaq yang baik, maka akan menghantarkan jiwa mereka menjadi baik. Dan, tentunya hidupnya menjadi lebih bermakna, baik bagi di ri sendiri maupun bagi orang lain.

Bagaimanakah dengan kita? dan...
Apa yang telah kita berikan untuk Islam?

Pemuda Islam Bangkitlah!

(konsultasipelajar.blogspot.com)

Read More......

Mujizat Al Qur'an: Ada Kobaran Api di Dasar Laut

Subhanallah! Baru-baru ini muncul sebuah fenomena retakan di dasar lautan yang mengeluarkan lava, dan lava ini menyebabkan air mendidih hingga suhunya lebih dari seribu derajat Celcius. Meskipun suhu lava tersebut luar biasa tingginya, ia tidak bisa membuat air laut menguap, dan walaupun air laut ini berlimpah-luah, ia tidak bisa memadamkan api.
Allah bersumpah dengan fenomena kosmik unik ini. Firman-Nya: "Ada laut yang di dalam tanahnya ada api" (Qs. Ath-Thur 6).

Nabi SAW bersabda: "Tidak ada yang mengarungi lautan kecuali orang yang berhaji, berumrah atau orang yang berperang di jalan Allah. Sesungguhnya di bawah lautan terdapat api dan di bawah api terdapat lautan."

Ulasan Hadits Nabi
Hadits ini sangat sesuai dg sumpah Allah SWT yang dilansir oleh Al-Qur’an pada permulaan Surah Ath-Thur, di mana Allah bersumpah (Maha Besar Allah yang tidak membutuhkan sumpah apapun demi lautan yang di dalam tanahnya ada api "al-bahrul masjur." Sumpahnya:

"Demi bukit, dan kitab yang ditulis; pada lembaran yang terbuka; dan demi Baitul Ma'mur; dan atap yang ditinggikan (langit), dan laut yang di dalam tanahnya ada api, sesungguhnya azab Tuhanmu pasti terjadi, tidak seorangpun yang dapat menolaknya." (Qs. Ath-Thur: 1-8)

Bangsa Arab, pada waktu diturunkannya Al-Qur’an tidak mampu menangkap dan memahami isyarat sumpah Allah SWT demi lautan yang di dalam tanahnya ada api ini. Karena bangsa Arab (kala itu) hanya mengenal makna “sajara” sebagai menyalakan tungku pembakaran hingga membuatnya panas atau mendidih. Sehingga dalam persepsi mereka, panas dan air adalah sesuatu yang bertentangan. Air mematikan panas sedangkan panas itu menguapkan air. Lalu bagaimana mungkin dua hal yang berlawanan dapat hidup berdampingan dalam sebuah ikatan yang kuat tanpa ada yang rusak salah satunya?

Tampak jelas bahwa gunung-gunung tengah samudera tersebut sebagian besar terdiri dari bebatuan berapi (volcanic rocks) yang dapat meledak layaknya ledakan gunung berapi yang dahsyat.

Persepsi demikian mendorong mereka untuk menisbatkan kejadian ini sebagai peristiwa di akhirat (bukan di dunia nyata). Apalagi didukung dengan firman Allah SWT: "Dan apabila lautan dipanaskan" (QS. At-Takwir 6).

Memang, ayat-ayat pada permulaan Surah At-Takwir mengisyaratkan peristiwa-peristiwa futuristik yang akan terjadi di akhirat kelak, namun sumpah Allah SWT dalam Surah Ath-Thur semuanya menggunakan sarana-sarana empirik yang benar-benar ada dan dapat ditemukan dalam hidup kita (di dunia).

Hal inilah yang mendorong sejumlah ahli tafsir untuk meneliti makna dan arti bahasa kata kerja “sajara” selain menyalakan sesuatu hingga membuatnya panas. Dan mereka ternyata menemukan makna dan arti lain dari kata "sajara," yaitu “mala'a” dan “kaffa” (memenuhi dan menahan). Mereka tentu saja sangat gembira dengan penemuan makna dan arti baru ini karena makna baru ini dapat memecahkan kemusykilan ini dengan pengertian baru bahwa Allah SWT telah memberikan anugerah kepada semua manusia dengan mengisi dan memenuhi bagian bumi yang rendah dengan air sambil menahannya agar tidak meluap secara berlebihan ke daratan.

Namun, hadits Rasulullah SAW yang sedang kita bahas ini secara singkat menegaskan bahwa: Sesungguhnya di bawah lautan ada api dan di bawah api ada lautan.

Setelah Perang Dunia II, para peneliti turun dan menyelam ke dasar laut dan samudera dalam rangka mencari alternatif berbagai barang tambang yang sudah nyaris habis cadangannya di daratan akibat konsumerisme budaya materialistik yang dijalani manusia sekarang ini. Mereka dikejutkan dengan rangkaian gunung berapi (volcanic mountain chain) yang membentang berpuluh-puluh ribu kilometer di tengah-tengah seluruh samudera bumi yang kemudian mereka sebut sebagai 'gunung-gunung tengah samudera'.

Dengan mengkaji rangkaian gunung-gunung tengah samudera ini tampak jelas bahwa gunung-gunung tengah samudera tersebut sebagian besar terdiri dari bebatuan berapi (volcanic rocks) yang dapat meledak layaknya ledakan gunung berapi yang dahsyat melalui sebuah jaring retak yang sangat besar. Jaring retak ini dapat merobek lapisan bebatuan bumi dan ia melingkupi bola bumi kita secara sempurna dari segala arah dan terpusat di dalam dasar samudera dan beberapa lautan. sedangkan kedalamannya mencapai 65 km. Kedalaman jaring retak ini menembus lapisan bebatuan bumi secara penuh hingga menyentuh lapisan lunak bumi (lapisan bumi ketiga) yang memiliki unsur bebatuan yang sangat elastis, semi cair, dan memiliki tingkat kepadatan dan kerekatan tinggi.

Bebatuan lunak ini didorong oleh arus muatan yang panas ke dasar semua samudera dan beberapa lautan semacam Laut Merah dengan suhu panas yang melebihi 1.000 derajat Celcius. Batuan-batuan elastis yang beratnya mencapai jutaan ton ini mendorong kedua sisi samudera atau laut ke kanan dan ke kiri yang kemudian disebut oleh para ilmuwan dengan "fenomena perluasan dasar laut dan samudera." Dengan terus berlangsungnya proses perluasan ini, maka wilayah-wilayah yang dihasilkan oleh proses perluasan itupun penuh dengan magma bebatuan yang mampu menimbulkan pendidihan di dasar samudera dan beberapa dasar laut.

Meskipun sebegitu banyak, air laut atau samudera tetap tidak mampu memadamkan bara api magma tersebut. Dan magma yang sangat panas pun tidak mampu memanaskan air laut dan samudera.

Salah satu fenomena yang mencengangkan para ilmuwan saat ini adalah bahwa meskipun sebegitu banyak, air laut atau samudera tetap tidak mampu memadamkan bara api magma tersebut. Dan magma yang sangat panas pun tidak mampu memanaskan air laut dan samudera. Keseimbangan dua hal yang berlawanan: air dan api di atas dasar samudera bumi, termasuk di dalamnya Samudera Antartika Utara dan Selatan, dan dasar sejumlah lautan seperti Laut Merah merupakan saksi hidup dan bukti nyata atas kekuasaan Allah SWT yang tiada batas.
Laut Merah misalnya, merupakan laut terbuka yang banyak mengalami guncangan gunung berapi secara keras sehingga sedimen dasar laut ini pun kaya dengan beragam jenis barang tambang. Atas dasar pemikiran ini, dilakukanlah proyek bersama antara Pemerintah Kerajaan Saudi Arabia, Sudan, dan salah satu negara Eropa untuk mengeksploitasi beberapa kekayaan tambang yang menggumpal di dasar Laut Merah.

Kapal-kapal proyek ini melemparkan stapler barang tambang untuk mengumpulkan sampel tanah dasar Laut Merah tersebut. Stapler pengeruk sampel tanah itu diangkat dalam batang air yang ketebalannya mencapai 3.000 m. Dan jika stapler sampai ke permukaan kapal, tidak ada seorang pun yang berani mendekat karena sangat panasnya. Begitu dibuka, maka keluarlah tanah dan uap air panas yang suhunya mencapai 3.000 derajat Celcius. Dengan demikian, sudah terbukti nyata di kalangan ilmuwan kontemporer, bahwa ledakan gunung vulkanik di atas dasar setiap samudera dan dasar sejumlah laut jauh melebihi ledakan vulkanik serupa yang terjadi di daratan.

Terbukti pula dengan beragam dalil dan bukti bahwa semua air yang ada di bumi dikeluarkan oleh Allah SWT dari dalam bumi melalui ledakan-ledakan vulkanik dari setiap moncong gunung berapi.

Kemudian terbukti pula dengan beragam dalil dan bukti bahwa semua air yang ada di bumi dikeluarkan oleh Allah SWT dari dalam bumi melalui ledakan-ledakan vulkanik dari setiap moncong gunung berapi. Pecahan-pecahan lapisan berbatu bumi menembus lapisan ini hingga kedalaman tertentu mampu mencapai lapisan lunak bumi. Di dalam pisan lunak bumi dan lapisan bawahnya, magma vulkanik menyimpan air yang puluhan kali lipat lebih banyak dibanding debit air yang ada di permukaan bumi.

Dari sini tampaklah kehebatan hadits Nabi SAW ini yang menetapkan sejumlah fakta-fakta bumi yang mencengangkan dengan sabda: "Sesungguhnya di bawah lautan ada api dan di bawah api ada lautan."

Sebab fakta-fakta ini baru terungkap dan baru bisa diketahui oleh umat manusia pada beberapa tahun terakhir.

Pelansiran fakta-fakta ini secara detail dan sangat ilmiah dalam hadits Rasulullah SAW menjadi bukti tersendiri akan kenabian dan kerasulan Muhammad SAW, sekaligus membuktikan bahwa ia selalu terhubung dengan wahyu langit dan diberitahui oleh Allah Sang maha Pencipta langit dan bumi. Maha benar Allah yang menyatakan:

"Dan tiadalah yang diucapkannya itu (Al Qur'an) menurut kemauan hawa nafsunya. Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya), yang diajarkan kepadanya oleh (Jibril) yang sangat kuat, Yang mempunyai akal yang cerdas; dan (Jibril itu) menampakkan diri dengan rupa yang asli, sedang dia berada di ufuk yang tinggi. Kemudian dia mendekat, lalu bertambah dekat lagi, maka jadilah dia dekat (pada Muhammad sejarak) dua ujung busur panah atau lebih dekat (lagi). Lalu dia menyampaikan kepada hamba-Nya (Muhammad) apa yang telah Allah wahyukan” (QS. An-Najm 3-10)

Tidak seorang pun di muka bumi ini yang mengetahui fakta-fakta ini kecuali baru pada beberapa dekade terakhir. Sehingga lontaran fakta ini dalam hadis Rasulullah SAW benar-benar merupakan kemukjizatan dan saksi yang menegaskan kenabian Muhammad SAW dan kesempurnaan kerasulannya.

Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam.
oleh Aidil Heryana
Sumber: http://www.voa-islam.com

Read More......

“Bagaimana jika pada suatu saat kamu memakai gelang kebesaran raja Persia?”

Hari itu kota Makah di gemparkan oleh sebuah sayembara. Tidak tanggung-tanggung, hadiah bagi pemenang sayembara itu adalah 100 ekor unta betina muda yang hampir beranak. Hadiah sebesar itu akan di berikan untuk seseorang yang bisa membawa Nabi Muhammad dalam keadaan hidup atau mati kepada Abu Jahal dan para petinggi Qurais lainnya.

Bagi Suroqoh, sayembara ini adalah sebuah tantangan yang sangat menarik. Di masyakatnya, dia terkenal dengan kepandaiannya melacak jejak. Maka, kesempatan inipun tidak di biarkannya berlalu begitu saja. Hanya untuk mencari satu orang saja, ia akan memperoleh imbalan 100 ekor unta betina. Baginya, ini adalah peluang besar yang jarang ada.


Nabi Muhammad pada saat itu memang dalam posisi yang sangat sulit. Para petinggi Qurais telah memblokir semua akses jalan keluar dari Makah. Sehingga satu-satunya tempat besembunyi Nabi saat itu adalah Gua Tsur.

Sebelumnya, Nabi Muhammad dan sahabatnya Abu Bakar bersembunyi di Gua Tsur ketika para pemuka Qurais mengejarnya. Saat itu mereka sudah mencapai di pintu gua. Seandainya mereka melihat kedalam gua dari tempat kaki mereka berpijak, sudah pasti mereka melihat Nabi Muhammad dan Abu Bakar disana. Namun, Alloh menurunkan kuasanya. Mereka ragu akan keberadaan Nabi di dalam gua tersebut karena ada sarang laba-laba di pintu gua. Secara logika, tidak mungkin ada orang yang masuk gua tersebut tanpa merusak sarang laba-laba. Maka, para petinggi Quraispun meninggalkan gua itu dengan putus asa. Kemudian mereka mengadakan sayembara untuk menangkap Nabi Muhammad.

Suroqoh menghimpun beberapa informasi tentang keberadaan Nabi Muhammad dari berbagai sumber. Sampai akhirnya, ia menemukannya bersama Abu Bakar sedang berjalan kearah kota Madinah meninggalkan Makah. Di pacunya kuda sekuat tenaga dan melesat cepat hingga ia semakin dekat dari posisi Nabi berada.

Namun, ketika ia mendekati Nabi tiba-tiba kudanya tersandung. Suroqoh terpelanting dari pelana dan jatuh. Tanpa menghiraukan rasa sakit, Suroqoh kembali ke punggung kuda dan memacunya. Namun untuk kedua kalinya kuda tersebut tersandung dan lagi-lagi Suroqoh terpelanting. Ia belum menyerah, ia kembali memacu kudanya sampai pada posisi yang cukup dekat dengan Nabi. Kemudian dia meraih busur panah di punggungnya dan berniat untuk membidik Nabi. Namun, apa daya.. tangan itu tiba-tiba kaku, tak bisa di gerakkan. Belum lagi kaki kudanya tiba-tiba terbenam dalam pasir.
Dia lalu berpaling kepada Rasulullah dan berteriak dengan memelas, “Hai kalian berdua, berdoalah kepada Tuhanmu, supaya kaki kudaku lepas. Aku berjanji tak akan menggangu kalian berdua.”

Rasulullah kemudian berdoa untuknya. Maka bebaslah kaki kuda Suraqah dari benaman pasir. Tapi, karena ketamakannya, setelah bebas, dia mengingkari janjinya dan berusaha melabrak Rasulullah dengan kudanya. Namun, niat itu tidak terlaksana, karena kaki kuda itu kembali terbenam ke bumi, bahkan lebih dalam lagi.
Suraqah kembali memohon belas kasihan kepada Rasulullah.”Ambillah perbekalanku, harta, dan senjataku. Aku berjanji atas nama Allah kepada kalian berdua, akan menyuruh kembali setiap orang yang berusaha melacak kalian,” katanya memelas.
Mendengar Suroqoh berkata demikian, Nabi menjawab bahwa ia tidak membutuhkan hartanya. Nabi hanya meminta Suroqoh untuk kembali kepada kaumnya dan menyuruh orang-orang yang mencari Nabi untuk tidak mencarinya lagi.

“Demi Allah, aku tidak akan mengganggumu lagi,” kata Suraqah setelah kaki kudanya lepas. Setalah itu ia bahkan menyatakan keyakinannya, “Agama yang Tuan bawa akan menang dan pemerintahan Tuan jaya. Aku mohon apabila kelak aku datang kepada Tuan, Tuan akan bermurah hati kepadaku. Tuliskanlah hal itu untukku.” Lanjut suroqoh.

Rasulullah meminta Abu Bakar menulis pada sekerat tulang dan menyerahkannya kepada Suraqah sambil berkata, “Bagaimana jika pada suatu saat kamu memakai gelang kebesaran raja Persia?”

“Gelang kebesaran raja Persia?” tanya Suraqah terkejut.

“Ya, gelang kebesaran Kisra bin Hurmuz!” jawab Rasulullah meyakinkan.

Setelah itu Suraqah kembali ke Makah dengan perasaan gembira. Kepada orang-orang Qurais yang ditemuinya sepanjang jalan, ia meyakinkan bahwa usaha pencarian mereka terhadap Nabi Muhammad akan sia-sia. “Telah kuperiksa seluruh tempat dan jalan yang mungkin dilaluinya, namun aku tidak menemukan Muhammad,” katanya. “Bukankah kalian tidak sepandai aku dalam hal melacak jejak?”

Peristiwa yang di alaminya tadi benar-benar membekas dalam hatinya. Ia benar-benar yakin bahwa Muhammad bukanlah manusia biasa. Ia meyakini Muhamad adalah Nabi yang di utus oleh Alloh. Ia juga yakin akan janji Nabi Muhammad bahwa suatu hari nanti ia akan memakai gelang kebesaran raja Persia.

Saat itu jazirah Arab di apit oleh dua kerajaan besar, yaitu Kerajaan Bizantium di barat dan Kerajaan Persia di timur. Sedangkan umat Islam masih sangat kecil, bahkan belum memiliki sebuah negara sekalipun. Janji Nabi kepada Suroqoh bahwa ia akan memakai gelang kebesaran raja Persia seakan-akan mustahil, jika mempertimbangkan situasi dan kondisi umat Islam saat itu. Karena janji Nabi itu bermakna bahwa kerajaan Persia yang besar, berperadaban tinggi, dan memiliki tentara yang sangat menakutkan itu akan di taklukan oleh umat Muhammad di saat Suroqoh masih hidup. Padahal saat itu umat Islam masih sangat lemah! Namun, dalam hati Suroqoh tetap yakin bahwa janji itu pasti akan terwujud.

Sejarah mencatat, bahwa janji Nabi Muhammad itu terbukti benar. Pada masa Khalifah Umar bin Khotob, pasukan Islam berhasil menghancurkan Kerajaan Persia hingga ke akar-akarnya. Dalam pertempuran yang sangat sengit di Nahawan, tentara Persia yang berjumlah lima kali lebih besar dari pada pasukan Islam ini berhasil di musnahkan. Ibu kota Persia, Ctesipon ditaklukan. Istana Putih kebanggaan Raja Persia jatuh di tangan kaum muslimin. Raja Persia yang terakhir, yezdegrid, melarikan diri.

Harta rampasan perang dari perang tersebut tak terkira jumlahnya. Setelah dikeluarkan seperlima untuk baitul mal, sisanya di bagikan kepada seluruh pasukan Islam. Masing-masing mendapatkan 12.000 dinar emas!

Diantara seperlima yang dikimkan ke pusat pemerintahan Islam, Madinah, terdapat pakaian kebesaran Kisra bertahtakan perhiasan dan permata, pedang Kisra yang terbuat dari permata, dan juga mahkota raja Persia.

Khalifah Umar bin Khotob kemudian menimang-nimang benda-benda mahal itu dan berkata: “lihatlah, rakyatnya harus memikul pajak untuk benda-benda yang tidak berguna ini dan di pakai oleh pemegang amanat rakyat..”

Setelah itu Khalifah memanggil Suraqah. Kepadanya, Khalifah memakaikan busana kebesaran Kisra itu lengkap dari mulai celana, sepatu, pedang, gelang, pakaian kebesaran, dan mahkota, dan Khalifah sendiri kemudian memujinya “Alangkah hebatnya anak Desa Madlaji ini.”

Dengan demikian, terbuktilah ucapan Baginda Nabi kepada Suraqah beberapa tahun sebelumnya “Bagaimana jika suatu waktu kamu memakai gelang kebesaran Kisra?”
Ini adalah sebuah bukti bahwa Nabi Muhammad benar-benar utusan Alloh yang diutus menyebarkan risalah Islam. Maha benar Alloh yang telah berfirman dalam Al-quran: “dan tidaklah (Muhammad) berkata dengan hawa nafsunya, melainkan (yang dikatakannya) adalah wahyu yang di wahyukan (kepadanya)”. Kisah ini semoga bisa menambah Iman kita kepada Alloh. Wallohu A`lam bis shawab.

Oleh: Fahri Hidayat
(sumber: http://fahrihidayat.blogspot.com)

Read More......

7 Golongan yang Mendapat Perlindung Allah di Hari Kiamat

Berkata Abu Hurairah r.a : bahwa Nabi saw telah bersabda: “Ada tujuh kelompok yang akan mendapat perlindungan Allah pada hari yang tiada perlindungan kecuali perlindungan-Nya. Mereka adalah pemimpin yang adil, anak muda yang senantiasa beribadah kepada Allah Azza wa Jalla, seseorang yang hatinya senantiasa dipertautkan dengan mesjid, dua orang yang saling mencintai karena Allah, yakni keduanya berkumpul dan berpisah karena Allah, seorang laki-laki yang ketika dirayu oleh seorang wanita bangsawan lagi rupawan lalu ia menjawab: “Sungguh aku takut kepada Allah”, seseorang yang mengeluarkan shadaqah lantas di-sembunyikannya sampai-sampai tangan kirinya tidak mengetahui apa yang diperbuat tangan kanannya, dan seseorang yang berzikir kepada Allah di tempat yang sunyi kemudian ia mencucurkan air mata”. (H.R.Bukhary – Muslim)


Hadits ini menjelaskan bahwa pada hari kiamat ada tujuh golongan manusia yang akan mendapatkan safaat dari Allah SWT, yaitu:

1. Pemimpin yang adil
Pemimpin disini bisa presiden, pak camat, pak lurah atau kepala rumah tangga sampai imam di masjid atau musholla. Untuk imam, yang dimaksud imam yang adil adalah tidak membeda-bedakan saat ia sholat sendiri maupun sedang mengimami jamaahnya. Tidak saat ia sendiri ia sholat membaca surah yang pendek, tetapi saat berjamaah ia membaca surah yang panjang.

2. Anak muda yang saleh
Ujian pada masa muda itu sangat beragam dan dahsyat. Oleh sebab itu, apabila ada anak muda yang mampu melewati masa keemasannya dengan taqarrub (mendekatkan) diri kepada-Nya, menjauhkan diri dari berbagai kemaksiatan, serta mampu mengendalikan nafsu syahwatnya, Allah akan memberikan perlindungan-Nya pada hari kiamat. Ini merupakan imbalan dan penghargaan yang Allah berikan kepada anak-anak muda yang saleh.

3. Orang yang hatinya terikat pada masjid
Masjid adalah tempat yang paling dicintai Allah dimuka bumi ini, jadi sudah sewajarnya apabila manusia-manusia yang hatinya selalu terikat pada tempat yang paling dicintaiNya, akan mendapatkan perlindungan di hari akhir. Tidak ada yang menghalangi dia dan keluarganya kecuali keinginan untuk selalu berjamaah di Masjid/Musholla, adalah salah satu tanda hati sudah terikat kepada Masjid.

4. Dua orang yang saling mencintai karena Allah
Makna yang didapat adalah kebersamaan dan persahabatan. Kita melakukan sesuatu bersama-sama dengan saudara kita, dan kita melakukannya semata-mata karena mengharap ridha Allah; Saat saudara kita lupa dan ingkar kepada Allah, kita mengingatkannya. Itu adalah cermin persahabatan yang dirahmati Allah.

5. Mampu menghadapi godaan lawan jenis
Dicontohkan saat Nabi Yusuf AS berada dalam istana raja dan mendapat godaan yang luar biasa dari Siti Julaiha, seorang wanita yang sangat rupawan. Nabi Yusuf bermunajat kepada Allah SWT dan berkata ‘lebih baik hidup di penjara dari pada di istana’ karena beliau tahu betapa Allah akan melindunginya di yaumil akhir apabila dapat melawan godaan yang sangat berat itu.

6. Ihklas dalam beramal
Semua berawal dari niat, bahkan dalam beramal sekalipun. Dalam hadist Arbain, keutamaan berniat sebelum melakukan amalan ditempatkan pada hadist yang paling pertama. Dilambangkan dalam bersedekah, tangan kiri tidak mengetahui apa yang diberikan oleh tangan kanannya.

7. Bertahajud dan Berzikir kepada Allah
Bangun pada tengah malam, berserah diri kepada Allah, memohon ampun dan mengingat dosa-dosa di masa lalu sampai bercucuran air matanya, termasuk salah satu yang dijamin perlindungannya di hari akhir kelak.

Kajian dari Ustd. Syachruddin


Sudahkah kita termasuk didalam 7 golongan itu?

Read More......

Tanda Orang Mati dalam Keadaan Khusnul Khotimah

Berikut ini sebagian kecil tanda-tanda seseorang mati dalam keadaan husnul khotimah :
1. Ditinjau dari kata-kata terakhirnya, apabila kata-kata terakhirnya adalah kalimah-kalimah toyyibah, maka itu tandanya dia mati dalam keadaan husnul khotimah.
Dari Abi Sa`id Al-Hudri Ra, Rasulullah Saw bersabda : "Bimbinglah orang mati kalian untuk mengucapkan La ilaha illallah" (HR Muslim).

2. Di tinjau dari aktifitas terakhirnya, apabila seseorang di masa-masa akhir hidupnya beribadah baik ibadah mahdho maupun ghoiru mahdho dan dia meninggal dalam keadaan beribadah atau usai menjalankan ibadah maka itulah tandanya dia mati dalam keadaan husnul khotimah.
Dari Ali bin Abi Tholib Ra, Dia berkata : "Suatu hari saya akan menunaikan sholat subuh di mesjid bersama Rasulullah Saw, tapi ditengah jalan aku bertemu dengan seseorang yang sudah renta juga mau ke mesjid untuk menunaikan sholat subuh, aku terus berjalan dibelakangnya, dan ketika kami berdua sampai di mesjid ternyata sholat berjamaah sudah usai, akhirnya aku sholat subuh berjamaah dengan kakek itu, dan ketika aku salam tahiyyat akhir si kakek tetap bersujud dan ternyata si kakek telah meninggal dunia, lalu para sahabat bertanya kepada Rasulullah Saw, "Ya Rasulullah, bagaimana keadaan kakek ini di akherat?" Rasulullah menjawab, "Dia masuk surga" (HR Ahmad & Daruqutni).

3. Di tinjau dari hari terakhirnya (hari jum`at), begitu banyak orang-orang sholih yang meninggal dunia pada hari jum`at, karena mati pada hari jum`at adalah tanda kematian husnul khotimah.
Dari Abi Hurairah Ra, Rasulullah Saw bersabda : "Sebaik-baik hari adalah hari jum`at, karena pada hari jum`at itulah Adam di ciptakan. Pada hari jum`at ia di masukkan ke surga dan pada hari jum`at ia di keluarkan dari surga. Pada hari jum`at ia wafat dan tidak akan terjadi kiamat kecuali hari jum`at" (HR As-Syafi`I dan Ahmad).

4. Di tinjau dari kondisi terakhir fisiknya. Kita sering menyaksikan seseorang meninggal dengan kondisi tubuh yang tidak wajar seperti tubuh gosong, penuh dengan luka dan nanah, berbau busuk, keluar belatung, lidah menjulur dan mata melotot atau bahkan tidak ada yang mau memandikan, mengkafani dan mensholatkan dll. Seseorang yang matinya husnul khotimah tidak akan mengalami kejadian-kejadian seperti diatas, malah sebaliknya seperti wajah mayit terlihat tenang dan damai bahkan ada yang tersenyum, banyak yang berta`ziyah dan mensholatkan dll.
Dari Abu Darda Ra, Rasulullah Saw bersabda : "Tidak akan keluar ruhnya seorang mu`min sampai dia melihat tempatnya di surga, dan tidak akan keluar ruhnya seorang kafir sampai dia melihat tempatnya di neraka" (HR Al-Baihaqi).
Dari Aisyah Ra, Rasulullah bersabda: "Tidak satu mayit pun yang di sholatkan oleh seratus orang kaum muslimin dan semuanya memintakan syafa`at untuknya, pasti syafa`at mereka di terima" (HR Muslim)

Semoga kita bersama di karunia Allah Swt untuk dapat berusaha dan berdoa supaya kita mendapat gelar husnul khotimah di akhir hayat kita. Amin Amin Yaa Robbal Alamin. Wallahu a`lam bisshowaab.
Oleh : Ustadz Achmad Buchory Noor

Read More......

Kiat Untuk Menyelamatkan Diri dari Dajjal


Beberapa kiat untuk menyelamatkan diri dari fitnah Dajjal, di antaranya:
1. Bacalah doa permohonan perlindungan Allah pada saat duduk sholat tahiyyat akhir sebelum salam kanan dan kiri:
“Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari azab jahannam, dari azab kubur, dari fitnah kehidupan dan kematian serta dari jahatnya fitnah A-Masih Ad-Dajjal” (HR Muslim)
2. Bacalah surat Al-Kahfi di malam Jumat atau hari Jumat sesuai hadist:
“Barangsiapa membaca surah Al-Kahfi di hari Jumat, maka Dajjal tidak bisa menguasainya atau memudharatkannya.” (HR Baihaqi)
3. Hafalkan sepuluh ayat pertama surat Al-Kahfi sesuai hadist:
“Barangsiapa menghafal sepuluh ayat pertama surat Al-Kahfi, ia terlidung dari fitnah Dajjal.” (HR Abu Dawud)
4. Menjauh dan tidak berkeinginan mendekati Dajjal pada masa kemunculannya telah tiba sesuai hadist:
“Barangsiapa mendengar tentang Dajjal, hendaknya ia berupaya menjauh darinya, sebab –demi Allah- sesungguhnya ada seseorang yang mendekatinya(Dajjal) sedang ia mengira bahwa Dajjal tersebut mukmin kemudian ia mengikutinya karena faktor syubbat (tipu daya) yang ditimbulkannya.” (HR Abu Dawud)
5. Menetap di Mekkah atau Madinah pada masa Dajjal telah keluar dan berkeliaran dengan segenap fitnah yang ditimbulkannya. Sesuai hadist:
“Tidak ada negeri (di dunia melainkan akan dipijak (dilanda/diintervensi) oleh Dajjal kecuali Mekah dan Madinah karena setiap jalan dan lereng bukit dijaga oleh barisan Malaikat.” (HR Bukhari-Muslim)


Read More......

Hikmah Gerakan Shalat

Shalat adalah amalan yang paling dicintai oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala sesudah iman kepada Allah. Untuk amalan-amalan hati, amalan yang paling afdhal adalah iman kepada Allah, untuk amalan anggota tubuh tidak ada yang paling afdhal kecuali shalat. Seorang Nasrani Jerman masuk Islam hanya karena mengikuti seorang muslim yang sedang Shalat dalam posisi sujud. Jika qur'an merupakan santapan ruhani (bacaan Shalat) maka shalat merupakan santapan fisik, dan kedua hal tersebut membuat pikiran kita tenang. Berikut beberapa hikmah yang dapat kita ambil dari gerakan Shalat yang biasa kita lakukan, antara lain:

1. Takbir (Mengangkat Tangan)
Memberikan aliran darah dari pembuluh balik yang terdapat di lengan untuk diisi ke mata, telinga, dan mulut.

2. Sedekap (Pengisian Pembuluh Darah di Organ-organ Kepala)
Menjepit pembuluh darah balik pada lengan kiri sehingga pembuluh darah ditangan kanan akan mengembang. Pada saat mengangkat tangan ingin rukuk semprotan pembuluh darah berkecepatan tinggi di tangan kanan akan mengisi pembuluh darah yang ada di bagian kepala.

3. Rukuk (Pelenturan Memori Otak dan Ginjal)
Kelenturan tulang belakang yang berisi sumsum tulang, merupakan saraf sentral beserta sistem aliran darahnya. rukuk yang sempurna akan menarik urat pinggang sehingga dapat mencegah sakit pinggang dan sakit ginjal. Tuas sistem keringat yang terdapat di punggung, pinggang, paha, betis belakang, terpelihara oleh gerakan rukuk dan tulang leher, serta saluran saraf memori juga terdapat kelenturan.

4. I'tidal (Mencegah Sakit Kepala dan Pinggang)
Posisi I'tidal bangun dari ruku membuat aliran darah turun langsung dari kepala, menyebabkan bagian pangkal otak yang mengatur keseimbangan berkurang tekanan darahnya. Sehingga dapat mencegah saraf keseimbangan tubuh kita sangat berguna untuk menghilangkan sakit kepala dan pingsan dengan tiba-tiba.

5. Sujud (Pencegah Koroner dan Stroke)
Pada saat sujud pembuluh darah nadi balik, dikunci dipangkal paha, sehingga tekanan darah akan lebih banyak dialirkan kembali ke jantung dan dipompa ke kepala. Posisi sujud adalah cara yang maksimal untuk mengalirkan darah dan oksigen ke otak dan anggota tubuh di kepala. Posisi sujud adalah teknik terbaik untuk membongkar sumbatan pembuluh darah jantung sehingga mencegah koroner. Juga membuat pembuluh darah halus di otak mendapat tekanan lebih, sehingga bisa mencegah stroke.

6. Duduk Dua Sujud (Duduk perkasa)
Tekukan kaki dan jari kaki dapat menyeimbangkan sistem elektrik dan saraf keseimbangan tubuh kita. Posisi duduk dua sujud memperbaiki dan menjaga kelenturan saraf keperkasaan yang banyak terdapat pada bagian paha dalam, cekungan lutut sampai ibu jari kaki. Akibat lenturnya saraf keperkasaan ini akan mencegah penyakit diabetes, prostate dan hernia.

7. Duduk Tahiyyat Awal (Duduk Pembakaran)
Posisi duduk ini jika agak lama sehingga lipatan paha dan betis bertemu, akan mengaktifkan kelenjar keringat sehingga dapat mencegah pengapuran. Pembuluh darah balik di atas pangkal kaki tertekan sehingga darah akan memenuhi seluruh telapak kaki menyebabkan pembuluh darah di pangkal kaki mengembang. Gerakan ini akan menjaga agar kaki optimal menopang tubuh kita.

8. Duduk Tasyahhud Akhir (Keseimbangan Saraf dan Penyembuhan Wasir)
Posisi duduk ini lebih baik dari bersila. Dalam ilmu yoga jika pergelangan kaki akan dipegang, lalu tekan diarea cekungan akan berguna untuk membongkar pengapuran dikaki kiri. Duduk ini membuat saraf keseimbangan yang berhubungan dengan saraf mata akan terjaga dengan baik.

9. Salam (Terapi Penyakit Kepala)
Gerakan salam jika dilakukan secara maksimal, bermanfaat untuk menjaga kelenturan urat leher. Berkat kontraksi otot-otot di kepala dihasilkan energi panas dan zat-zat yang diperlukan untuk rehabilitasi jaringan yang rusak. Salam kanan dan kiri secara maksimal, mencegah penyakit kepala dan tengkuk kaku.

Catatan: Lakukan Shalat dengan Tuma’ninah (dengan ketenangan hati, tidak tergesa-gesa)

Tahukah Anda:
Shalat itu seperti pelukis dalam lukisan, ketika kita berdiri kita sedang melukis huruf Alif. Ketika kita rukuk kita sedang melukis huruf Lam dan ketika kita sujud kita sedang melukis huruf Ha, jadi waktu shalat kita sedang merangkai nama Allah. Subhanallah.. Mari kita selalu mengingat-Nya...


http://www.facebook.com/notes/gerakan-ayo-shalat-gas/hikmah-gerakan-shalat/278025066221

Read More......

Al Qur'an adalah sumber jawaban

KENAPA AKU DIUJI?

"Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: "Kami telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi?
Dan sesungguhnya kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta"[Al-Ankabut: 2-3]

KENAPA AKU TAK DAPAT APA YG AKU IDAM-IDAMKAN?

”... Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui" [Al-Baqarah: 216]

KENAPA UJIAN SEBERAT INI?

“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya“ [Al-Baqarah: 286]

RASA FRUSTASI?

“Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman.” [Ali Imran: 139]

BAGAIMANA HARUS AKU MENGHADAPINYA?

“Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan bertakwalah kepada Allah, supaya kamu beruntung. “ [Al-Imran: 200]

“Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu” [Al-Baqarah: 45]

APA YANG AKU DAPAT DARI SEMUA INI?

Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. Mereka berperang pada jalan Allah; lalu mereka membunuh atau terbunuh. (Itu telah menjadi) janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil dan Al Quran. Dan siapakah yang lebih menepati janjinya (selain) daripada Allah? Maka bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu lakukan itu, dan itulah kemenangan yang besar. [At-Taubah: 111]

KEPADA SIAPA AKU BERHARAP?

"…Cukuplah Allah bagiku; tidak ada Tuhan selain Dia. Hanya kepada-Nya aku bertawakkal dan Dia adalah Tuhan yang memiliki ‘Arsy yang agung." [At-Taubah: 129]

AKU SUDAH TAK DAPAT BERTAHAN LAGI!!!!!

"… dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir." [Yusuf: 87]

Read More......

Apa salahnya menangis?

Apa salahnya menangis, jika memang dengan menangis itu manusia menjadi sadar. Sadar akan kelemahan-kelemahan dirinya, saat tiada lagi yang sanggup menolongnya dari keterpurukan selain Allah Swt. Bukankah kondisi hati manusia tiada pernah stabil? Selalu berbolak balik menuruti keadaan yang dihadapinya.

Sebagian orang menganggap menangis itu adalah hal yang hina dan merupakan tanda lemahnya seseorang. Bangsa Yahudi selalu mengecam cengeng ketika anaknya menangis dan dikatakan tidak akan mampu melawan musuh-musuhnya. Para orang tua di Jepang akan memarahi anaknya jika mereka menangis karena dianggap tidak tegar menghadapi hidup. Menangis adalah hal yang hanya dilakukan oleh mereka yang tidak mempunyai prinsip hidup.

Bagi seorang muslim yang mukmin, menangis merupakan buah kelembutan hati dan pertanda kepekaan jiwanya terhadap berbagai peristiwa yang menimpa dirinya maupun umatnya. Rasulullah Saw meneteskan air matanya ketika ditinggal mati oleh anaknya, Ibrahim. Abu Bakar Ashshiddiq ra digelari oleh anaknya Aisyah ra sebagai Rojulun Bakiy (Orang yang selalu menangis). Beliau senantiasa menangis, dadanya bergolak manakala sholat dibelakang Rasulullah Saw karena mendengar ayat-ayat Allah. Abdullah bin Umar suatu ketika melewati sebuah rumah yang di dalamnya ada sesorang sedang membaca Al Qur'an, ketika sampai pada ayat: "Hari (ketika) manusia berdiri menghadap Tuhan semesta alam" (QS. Al Muthaffifin: 6). Pada saat itu juga beliau diam berdiri tegak dan merasakan betapa dirinya seakan-akan sedang menghadap Robbnya, kemudian beliau menangis. Lihatlah betapa Rasulullah Saw dan para sahabatnya benar-benar memahami dan merasakan getaran-getaran keimanan dalam jiwa mereka.

Bukankah diantara tujuh golongan manusia yang akan mendapatkan naungan pada hari dimana tiada naungan kecuali naungan Allah adalah orang yang berdoa kepada Robbnya dalam kesendirian kemudian dia meneteskan air mata? Tentunya begitu sulit meneteskan air mata saat berdo'a sendirian jika hati seseorang tidak lembut. Yang biasa dilakukan manusia dalam kesendiriannya justru maksiat.

Orang yang keras hatinya, akan sulit menangis saat dibacakan ayat-ayat Allah. Barangkali di antara kita yang belum pernah menangis, maka menangislah disaat membaca Al Qur'an, menangislah ketika berdo'a di sepertiga malam terakhir, menangislah karena melihat kondisi umat yang terpuruk, atau tangisilah dirimu karena tidak bisa menangis ketika mendengar ayat-ayat Allah. Semoga hal demikian dapat melembutkan hati dan menjadi penyejuk serta penyubur iman dalam dada.

dari: Forum Konsultasi Pelajar Muslim Indonesia

Read More......